Malam itu, Sabtu 22/12, warga siriawan, Kec. Batu Aji, Sekupang, Batam
menjadi saksi kepedulian dan keberpihakan serta konsistensi aleg aleg
PKS memperjuangkan kepentingan rakyat. Beragam permasalahan yang melilit
, keluhan, aspirasi dan harapan masyarakat diselesaikan dan didengarkan
oleh Aleg-aleg PKS dari daerah pemilihan kota Batam, Provinsi Riau.
Tiga aleg PKS dari tiga tingkat perwakilan rakyat, Ir. Riky Indrakari
dari DPRD Kota, Ibu Suryani, SE dari DPRD Provinsi dan Hj. Herlini
Amran, MA dari DPR RI, bersinergi melaporkan program-program yang telah
diselesaikan dan menjadi aspirasi warga, mereka tidak banyak banyak
bicara, mereka lebih banyak mendengar dan bekerja, menyerap dan
mengadvokasi.
Dalam acara rangkaian Reses malam itu, mereka hanya berbicara sekitar
lima menit, dan selebihnya dimanfaatkan untuk menyerap aspirasi warga,
sebelumnya dimulai dengan pemberian bantuan kompang majlis ta’lim, bahan
seragam ibu-ibu majlis ta’lim, bantuan uang pembinaan majlis ta’lim,
bantuan alat-alat olah raga, bantuan pembangunan masjid, bantuan untuk
kominitas perkumpulan ojek.
Memasuki dialog interaktif, aleg-aleg ini tidak bicara, tapi hanya
langsung mempersilahkan warga menyampaikan keluhan dan aspirasinya. Satu
persatu pun warga bergantian menyampaikan permasalahan dan harapan
mereka. Mulai dari permasalahan anak-anak mereka, hingga permasalah
telpon dan internet mereka. Mulai dari permasalahan anak remaja dengan
perkumpulannya gelanggang remaja hingga peralatan olah raga mereka,
bola takro dan voli. Uneg-uneg dan harapan pak ustadz mulai dari bantuan
pembangunan masjid, ambulance hingga wifi koneksi internet untuk
pemdidikan anak-anak mereka di masjid.
Permasalahan ibu-ibu mulai dari alat-alat kompangnya hingga pakaian
seragam mereka. Permasalah wargan mulai dari jalanan, pencahayaan hingga
perayaan menyambut tahun baru. Semuanya didegarkan oleh aleg-aleg ini.
Harapan Pak Yunizar misalnya, sebegai Ketua RT, ia berharap aleg-aleg
PKS bisa mempersembahkan yang terbaik buat masyarakat dal am
menyelesaikan permasalahan mereka, bisa mengadvokasi aspirasi rakyat
utamanya pembanguan fasum (fasilitas umum) yang dibutuhkan oleh warga.
“Mudah-mudahan dalam kesempatan kali ini, ibu-ibu dan bapak (aleg) bisa
memberikan yang terbaik buat kita semua, karena masih banyak PR-PR
pembangunan yang perlu diselesaikan, utamanya fasilitas fasum”,
harapnya.
Lain lagi dengan pak Dedi, Ketua RT 5, Siriawan, selain mengajukan
proposal pembangunan balai pertemuan masyarakat dengan biaya Rp. 40
juta, ia juga langsung dan berhasil memalak aleg aleg tersebut dengan
meminta uang tunai untuk SKR (Sanggar Kegiatan Remaja).
Kecintaan dan perhatian aleg-aleg ini kepada rakyatnya melebihi cinta
dan perhatiannya kepada diri mereka sendiri dan keluaganya. Pak Riky
Indrakari misalnya, malam itu ia tampil dengan baju apa adanya, belum
sempat mandi dan ganti baju. Ia belum sempat kembali ke rumahnya untuk
mandi dan ganti baju. Warga yang menyampaiakan harapan dan keluhan
lebih rapi dan bagus. Walau putranya sedang sakit, ia lebih memilih
berada dan menemani warga mendengarkan keluhan warga. Ia pun sembuh
total dari luka jahitan di bibirnya akibat tabrakan saat menjalankan
amanah rakyat.
Beda lagi dengan Hj. Herlini Amran, ibu yang dikarunia lima anak ini,
dari pagi hingga jam sebelas malam belum sempat istrahat. Pagi-pagi jam
delapan sudah harus ada bersama rekan-rekan jurnalis yang ada di kota
Batam, ia meminta peran aktif para jurnalis dalam mengawal APBD dan
pembangunan di kota Batam. Selesai dengan jurnalis dan shalat dzuhur, ia
harus mengejar waktu dan hujan-hujanan hadir dan membawakan sambutan di
pengajian ibu-ibu majlis ta’lim di kota Batu Tua. Selesai dari kota
Batu Tua, ternyata beliau masih ada agenda pengajian akhwat di Batu
Kampar. Setengah enam sore balik ke Hotel PIH Batam untuk mengantarkan
makan malam untuk putra putrinya.
Sejam bersama keluarganya, langsung berangkat lagi ke Siriawan, Kec.
Batu Aji, menembus kegelapan malam dan melewati jalanan
bergelombang-gelombang, setelah tiga jam setengah bersama warga
Siriawan, menyapa dan mendengarkan warga setempat, baru balik ke hotel
jam 23.30.
Inilah cerminan dari ucapan tokoh pergerakan lembah sungai Nil, Imam
Syahid Hasan Al-Banna, ketika menggambarkan jiwa-jiwa pejuang kebaikan,
beliau mengatakan:
“Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami
cintai dari diri kami sendiri. Kami bangga ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang
diperlukan. Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan
terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar.
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain cinta kami
yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras
habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata
kami. Betapa berat rasa di hati kami ketika menyaksikan bencana yang
mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada
kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan."
Sumber : PKS Piyungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar