jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 16 Mei 2011

Kepada siapa seharusnya engkau kecewa…???

By: Abu Izzuddin, Komandan Kepanduan Piyungan

"Jika engkau kecewa dengan lambatnya kemajuan dakwah, maka tanyakan pada dirimu sendiri, seberapa besar kontribusimu dalam dakwah dan jihad ini."

Siapa yang tak pernah kecewa di dunia ini…??? Pasti jawabannya tidak ada, kecuali:

Kecuali mereka yang menyadari bahwa kekecewaan adalah bahan bakar yang membuat pudar dan hilangnya harapan.

Kecuali mereka yang menyadari bahwa tak ada yang bisa disalahkan dari setiap peristiwa yang membuatnya kecewa dan sakit hati selain dari dirinya sendiri.

Kecuali orang yang sangat menyadari bahwa penyesalan di alam kubur nanti disebabkan oleh sikapnya menyia-nyiakan waktu, materi dan amanah yang seharusnya ditunaikan sebaik-baiknya.

Kecuali mereka yang menyadari bahwa tujuannya bekerja hanya الله semata, sehingga ketika dia gagal hatinya takkan galau, karena ikhtiarnya sudah masuk dalam buku catatan amalnya.

Kecuali mereka yang menyadari bahwa الله hanya akan meminta pertanggungjawaban dari amanah yang telah diembankan di atas pundaknya, dan bukan pundak orang lain.

Jika engkau kecewa karena kemiskinan, tanyakan pada dirimu sendiri, sejauh mana dirimu telah berusaha menjadi kaya? Atau mungkin menurut الله kita memang belum pantas menjadi orang kaya karena kita masih menjadi orang yang pelit dengan zakat, infaq dan shodaqoh, sehingga kita lebih aman jadi orang “miskin”.

Jika engkau kecewa melihat anak-anak, pasangan dan keluarga kita kurang menghargai kita, tanyakanlah pada dirimu sendiri, apakah kita sudah menghargai mereka?

Jika engkau kecewa melihat murobbi kurang baik, maka tanyakan pada diri sendiri, apakah sebagai mutarobbi, dirimu telah baik? Dan juga sebaliknya, jika engkau kecewa melihat mutarobbi kurang baik, tanyakan pada diri sendiri apakah engkau telah menjadi murabbi yang baik?

Jika engkau kecewa melihat kinerja qiyadahmu, tanyakan pada diri sendiri, sebaik apa kinerjamu sebagai seorang jundi.

Jika engkau kecewa dengan lambatnya kemajuan dakwah, maka tanyakan pada dirimu sendiri, seberapa besar kontribusimu dalam dakwah dan jihad ini. Apakah cukup kita menyalahkan qiyadah, sesama aktifis dakwah dan orang lain? Padahal sangat mungkin mereka telah lebih baik dalam berkorban di jalan ini di bandingkan pengorbanan dirimu.

Jika telunjukmu mengarah pada orang lain, mungkin dirimu belum sadar, bahwa seharusnya dia mengarah pada dirimu sendiri.

Jangan menjadi orang yang suka marah dengan orang lain, kecewa kepada orang lain, benci kepada orang lain, suka menyalahkan orang lain atas kegagalan, karena sesungguhnya dirimu sendiri lebih pantas engkau curigai sebagai sumber kegagalan.

Waktu mungkin masih panjang, nafas masih terus berhembus, jantung masih terus berdetak, dan akal masih bisa digunakan untuk memahami satu nasihat dari Dzat yang tak pernah mengecewakan.

“Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya. Supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunaikan kewajiban terhadap Allah..." (Qs.Az-Zumar: 55 – 56)

Sumber: PKS Piyungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar