JAKARTA. Langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merubah haluan dari partai Islam menjadi partai tengah merupakan terobosan yang riskan dan beresiko besar. Imbasnya, partai berlambang bulan sabit kembar itu diprediksi akan kehilangan 40 persen suara pada Pemilu 2014 mendatang.
Demikian dipaparkan Ketua DPP PAN Bidang Politik, Bima Arya Sugiharto, di Jakarta, Kamis (24/6/2010).
"Kalau disurvei 40 persen pemilih PKS kecewa dengan langkah ini. PKS akan kehilangan 40 persen suaranya yang akan lari ke partai Islam lain. Sementara pemilih baru yang akan memilih PKS tentunya membutuhkan bukti bahwa PKS telah berubah," paparnya.
Menurut Bima, langkah PKS merubah ideologinya adalah mengikuti jejak PAN. Konsep partai tengah menurutnya adalah konsep yang PAN ciptakan yang diikuti oleh banyak partai di Indonesia, yang memang sejak awal menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk dan pluralis.
"Perpindahan PKS jelas berorientasi pasar atau market oriented karena perpindahan itu baru sekarang dilakukan dan tidak sejak awal seperti kami. Ideologi kami itu inklusif, terbuka dan plural sejak awal. Perubahan ideologi di tengah jalan jelas hanya demi mengharapkan dan mendapatkan suara yang lebih," ujar Bima.
Perubahan ideologi seperti yang dilakukan PKS, menurutnya jelas sangat riskan. Captive market PKS yang tidak lebih dari 10 persen pun bisa hilang. Hal ini karena untuk mendapatkan suara lebih, dengan ideologi barunya untuk mendapatkan pasar baru, PKS harus bisa membuktikan dulu bahwa dia benar-benar menjadi partai terbuka dengan langkah seperti meletakkan figur non muslim dalam kepengurusannya.
"Ini sulit dan membutuhkan waktu, sementara kalau itu dilakukan bisa saja captive market yang 10 persen turun, karena banyak konstituen PKS yang kemudian akan meninggalkan PKS," jelasnya.(hri)
Sumber: news.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar