SUKOHARJO. Relawan Wisanggeni, Satgas anti money politics pendukung pasangan Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To) resmi di deklarasikan, Selasa (25/5). Pembentukan Satgas tersebut merupakan bentuk pencegahan kemungkinan terjadinya politik uang dalam Pilkada Sukoharjo 3 Juni mendatang.
Juru bicara relawan Wisanggeni, Kusomo Putra mengatakan, terbentuknya Satgas itu merupakan salah satu bentuk kekecewaan pada Panwas yang dalam pemilu lalu tidak mampu mengatasi kasus money politics.
“Kami akan memberikan imbalan berupa Rp 2 juta pada siapa saja yang menemukan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan terkait adanya praktik money politics di Pilkada Sukoharjo,” jelasnya.
Secara teknis, jelas Kusumo, nantinya dari total 16.700 Satgas akan disebar ke setiap kecamatan dari tingkat kelurahan sampai RT. Saat Pilkada di setiap kelurahan ada sekitar 100 orang satgas, dua orang di tingkat RT dan 11 orang di tingkat kecamatan.
“Jika semua ini bisa kami lakukan, calon pasangan bupati dan wakil bupati yang mencoba melakukan kecurangan jangan harap bisa lolos, karena Satgas kami siap memantau di mana saja,” ujarnya, Selasa (25/5).
Kusumo mengatakan, bagi warga Sukoharjo yang menemukan indikasi money politics dalam bentuk apapun bisa langsung melaporkan ke posko pusat satgas relawan Wisanggeni yang terletak di Jalan Slamet Riyadi Pajang, Kartasura, Sukoharjo atau dapat menghubungi Nomor 0271-5827705.
“Kalau ditemukan kasus money politics tapi tidak ditangani pihak berwenang, maka akan kami tangani dengan hukum rimba,” jelasnya. (mal)
Sumber: Harian Joglosemar Online
Wisanggeni bentuk tim antipolitik uang
Kartasura (Espos). Tim Relawan Wisanggeni, pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To), membentuk tim antipolitik uang di Kartasura, Selasa (25/5).
Dalam deklarasi yang dihadiri puluhan relawan itu, mereka sepakat akan membasmi praktik-praktik yang mengarah pada politik uang. Juru bicara Satgas siluman antipolitik uang, Kusuma Putra, mengatakan, sebanyak 100 orang disiagakan di setiap kelurahan untuk memantau pelaksanaan Pilkada 3 Juni.
“Kami menyiagakan 100 orang di setiap kelurahan untuk memantau dugaan praktik politik uang. Dengan total desa di Sukoharjo sebanyak 167, maka jumlah Satgas yang kami terjunkan di lapangan sebanyak 16.700 orang,” jelasnya ketika dijumpai wartawan, Selasa (25/5).
Kusuma menjanjikan bagi siapapun yang berhasil mengetahui adanya praktik politik uang beserta barang bukti akan diberi imbalan senilai Rp 2 juta. “Uang akan kami berikan begitu ada yang bisa mengetahui praktik politik uang dalam Pilkada nanti. Uang itu adalah penghargaan dari kami,” tandasnya.
Sumber: edisicetak.solopos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar