jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 27 Mei 2010

Haryanto ingin mengikis ketimpangan

Mengenal calon wakil bupati Sukoharjo

Pensiunan PNS dengan nama lengkap Haryanto ini sangat terkenal di kalangan birokrat di Kabupaten Sukoharjo.

Pada masa terakhir pengabdiannya sebagai PNS, calon wakil bupati Sukoharjo yang berpasangan dengan calon bupati Wardoyo Wijaya yang diusung PDIP ini sempat menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukoharjo.

Di dunia politik di Sukoharjo, Haryanto memang tergolong pendatang baru. Menurut Haryanto, pilihan hidupnya untuk maju sebagai calon wakil bupati berawal dari keprihatinannya melihat kondisi pemerintahan di Sukoharjo yang dia nilai karut marut. Penyebabnya, birokrasi sudah sedemikian jauh dipolitisasi.

“Kalau bicara mengenai birokrasi yang dipolitisasi, saya paham sekali. Istri saya adalah salah seorang korbannya. Bayangkan, dari awal bekerja di Sukoharjo karena rumah kami ada di Sukoharjo, kemudian dimutasi ke Kartasura. Tapi nasib istri saya masih lebih baik ketimbang seorang kepala sekolah yang didemosi menjadi guru biasa di tempat yang sama,” jelasnya kepada Espos, Rabu (26/5).

Pemerintahan yang tidak berjalan baik lantaran diisi orang-orang yang tidak profesional, terang Haryanto, selama ini memang menjadi persoalan serius di Sukoharjo. Imbasnya, dua kali kabupaten ini mendapat predikat disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal tersebut tidak akan terjadi apabila masing-masing pos birokrasi diisi oleh orang yang profesional di bidangnya.

Selain birokrasi yang tak sehat, Haryanto menilai pembangunan di Sukoharjo juga berjalan timpang. “Soal ketimpangan pembangunan itu bisa saya lihat jelas sejak beberapa tahun lalu. Misalnya di daerah-daerah yang merupakan hunian para pesaing politik pemimpin daerah, pembangunan fisik seperti sarana jalan diabaikan,” ujarnya.

Haryanto menyatakan mantap mendampingi Wardoyo meramaikan bursa pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 3 Juni nanti. Alasan diamantap mendampingi Wardoyo, lantaran sudah ada ikatan batin sejak lama. Tepatnya sejak dirinya menjabat sebagai Plt Sekda dan Wardoyo sebagai Ketua DPRD Sukoharjo. Untuk maju sebagai Cawabup, Haryanto mengaku sudah menyiapkan mental.

“Saya sudah menyiapkan mental dari segala tekanan, baik itu kepada saya maupun kepada keluarga. Namun tidak apa-apa karena tujuan saya murni untuk perbaikan Sukoharjo. Saya sungguh tidak rela apabila kondisi yang ada sekarang ini masih terus berlangsung,” ujarnya.


Sumber: edisicetak.solopos.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar