jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 30 Desember 2009

DPP diisukan pasangkan Titik-Wardoyo


Sukoharjo, (Espos). Rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) memutuskan memasangkan Titik Suprapti sebagai calon bupati (Cabup) dengan Wardoyo Wijaya sebagai calon wakil bupati (Cawabup).
Berdasar informasi yang dihimpun, rekomendasi dari DPP PDIP mengenai Cabup dan Cawabup sudah diterima Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Sukoharjo. Rekomendasi itu menyebutkan, yang bakal maju sebagai Cabup dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2010 mendatang adalah Titik Suprapti atau yang lebih dikenal dengan Titik Bambang Riyanto (TBR). Sementara yang bakal maju sebagai Cawabup adalah mantan Ketua DPRD periode 2004-2009, Wardoyo Wijaya.

Sumber dari DPC PDIP mengatakan, rekomendasi sudah turun. “Rekomendasi katanya sudah ada. Informasi itu saya terima dari salah satu pengurus DPP PDIP. Informasi yang sama juga saya dapat dari DPD PDIP lewat telepon,” ujarnya, Rabu (30/12).

Dalam rekomendasi itu, yang bakal maju sebagai Cabup adalah TBR sementara Wardoyo Wijaya sebagai Cawabup meski berdasarkan hasil rapat kerja khusus (Rakercapsus) PDIP menyepakati mantan ketua dewan itu maju sebagai Cabup.

Ketua DPC PDIP, Bambang Riyanto ketika dikonfirmasi wartawan membantah keras kabar itu. Dia mengatakan, sampai saat ini belum menerima hitam di atas putih mengenai keputusan DPP tersebut.

“Kabar itu datang darimana? Siapa yang ngomong? Burung? Kalau burung itu tidak bisa ngomong. Tidak benar itu,” ujar Bambang.

Dikonfirmasi apakah pernyataan itu sekaligus menjadi bantahan bahwa rekomendasi yang menyebutkan TBR dipasangkan dengan Wardoyo tidak benar, Bambang tidak membantah.

”Saya tidak menyalahkan lho ya. Tidak menyalahkan. Hanya saya tidak mau komentar karena rekomendasi itu belum ada. Rekomendasi itu apa? Keputusan dari DPP kan? Nah, kalau keputusan resmi itu sampai sekarang saya belum terima. Jadi tidak ada itu pasang-pasangan,” ujarnya.

Terpisah, Cabup dari PDIP, TBR juga mengatakah hal senada. “Saya idem saja dengan Bapak (Bupati Bambang Riyanto-red),” ujar isteri Bupati ini menjawab pertanyaan wartawan.

Didesak mengenai pasangan Cawabup yang ideal, TBR mengatakan, harusnya sesuai dengan tiga Cawabup yang telah diajukan kepada DPP. Dari ketiganya itu, menurut dia, sudah ada unsur pengusaha maupun birokrat. Dengan demikian, ketiganya ideal apabila dipasangkan dengan dirinya sebagai Cawabup.

Tentang munculnya nama Wardoyo sebagai Cawabup, TBR mengaku tidak tahu. “Apa iya yang tersebar begitu. Begini, kalau menurut saya DPP pasti sudah tahu mana yang terbaik untuk saya. Kalau mengenai Pak Wardoyo, setahu saya dia itu kan mengajukan diri sebagai Cabup, bukan Cawabup. Untuk Cawabup harusnya ya tiga orang yang telah mengajukan diri sebagai Cawabup bukan Cabup ya,” tandasnya.

Mengenai rekomendasi, TBR mengaku, sampai saat itu juga belum tahu. “Saya ini sekarang masih menunggu hitam putihnya rekomendasi DPP,” terangnya. Sepanjang dokumen tertulis itu belum ada, pihaknya masih menunggu. Oleh sebab itu, TBR mengaku tidak mau berandai-andai mengenai keputusan DPP termasuk apabila dirinya dipasangkan dengan Wardoyo.


Sumber: edisicetak.solopos.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar