jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 19 November 2008

Tifatul Sembiring di Sarang Nasionalis


VIVAnews. Sumatera Utara sejak dulu merupakan ladang pertarungan partai nasionalis, Partai Golkar melawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Partai berbasis agama tidak mendapatkan tempat di provinsi ini, sehingga harus puas di posisi tiga ke bawah.

Pada Pemilu 2004, peraih lima besar dalam adalah Golkar yang meraih 16,29 persen suara, PDIP 14,73 persen, Partai Damai Sejahtera 12,83 persen, Partai Demokrat 11,14 persen dan kelima, Partai Persatuan Pembangunan 7,71 persen.

Peta provinsi ini tentu tak jauh berbeda dengan peta daerah pemilihan Sumatera Utara I yang meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi. Untuk Pemilu 2009 ini, partai-partai di lima besar yang disebut di atas memasang jagonya masing-masing.

Partai Golongan Karya memasang dua figur ternama. Pada urut 1, terdapat Burhanuddin Napitupulu yang sering disebut sebagai salah satu think tank Golkar itu. Salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar ini juga adalah Koordinator Wilayah Golkar Sumatera Utara dan Aceh. Burhanuddin didampingi presenter MetroTV, Meutya Hafid, pada nomor urut dua.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memasang mantan wartawan Panda Nababan pada nomor urut 1. Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini kenyang dengan asam-garam organisasi sejak masuk Jakarta tahun 1963. Di bawahnya, terdapat Irmadi Lubis, Wakil Ketua Komisi VI DPR yang membidangi industri dan perdagangan. Irmadi sudah dua periode berada di Senayan.

Partai Demokrat menaruh Abdul Wahab Dalimunthe pada nomor urut 1. Pria kelahiran Rantauprapat ini sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar dan memimpin DPRD Sumatera Utara. Karena maju menjadi calon dari Partai Demokrat, Dalimunthe dipecat Golkar. Pada urut 2, Demokrat memasang Sutan Bhatoegana, bekas sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR. Bhatoegana selama ini dikenal sebagai salah satu politisi Demokrat yang vokal.

Sementara partai urutan ketiga terbesar di Sumatera Utara dalam Pemilu 2004, Partai Damai Sejahtera, memasang mantan Ketua Bidang BUMN dan Investasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Damai Sejahtera, Walman Siahaan. Walman saat ini merupakan Wakil Ketua Komisi XI DPR yang membidangi ekonomi dan pembangunan.

Serunya, meski peta politik Sumatera Utara sangat nasionalis, Partai Keadilan Sejahtera mencoba peruntungannya dengan memasang Presiden partainya, Tifatul Sembiring, pada nomor urut 1. Pria berdarah Batak Karo namun kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, ini termasuk salah satu dari delapan tokoh PKS yang disiapkan sebagai calon presiden. Akankah Tifatul bisa 'mencuri' satu kursi dari sepuluh kursi ke Senayan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar