jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 20 November 2008

Seleksi 100 Tokoh Muda Itu 'Inovasi' PKS!



INILAH.COM, Jakarta. PKS kembali melakukan manuver politik. Setelah mengumpulkan ahli waris para pahlawan nasional, partai politik Islam itu kembali menggebrak pelataran politik nasional dengan mengumpulkan 100 tokoh muda Indonesia dari beragam latar belakang.

Sebagai puncak peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan, PKS tampil mencolok di antara 37 partai politik peserta Pemilu 2009 lainnya. Wacana kaum muda memimpin, melalui acara peluncuran 100 tokoh muda ini tampaknya jadi tonggak baru atas komitmen moral dan politik PKS terhadap kepemimpinan generasi muda di panggung politik.

Direktur Eksekutif Chrata Politika, Bima Aria Sugiarto, menilai agenda politik PKS itu sebagai langkah positif. “Ini langkah positif bagi PKS dalam konteks kepemimpinan kaum muda,” tegas Bima kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (20/11) di Jakarta.

Namun, acara tersebut berlangsung bukan tanpa kritik. Bima mengkhawatirkan, acara tersebut akan kontraproduktif jika motivasi PKS hanya menjadikannya sebagai strategi politik menjelang Pemilu 2009. Apakah Bima mendapati indikasi keculasan PKS untuk memanfaatkan anak muda demi kepentingan Pemilu 2009? Berikut ini wawancara lengkapnya:

Bagaimana Anda memandang acara yang digelar PKS dengan memunculkan 100 tokoh muda?

Saya kira itu sangat positif. Memang saat ini ada kecenderungan dengan pendekatan punishment. Seperti menghukum politisi bermasalah, mengkritik politisi yang tidak perform, namun di sisi lain kita tidak pernah memberi reward. Untuk menyehatkan demokratisasi, maka harus ada reward. Nah, saat ini yang dilakukan PKS dalam posisi reward. Jadi reward dan punishment itu harus ada. Ini penting disuntikkan ke publik. Langkah PKS dilakukan dalam rangka upaya itu.

Bagaimana pendapat Anda dengan 100 tokoh muda tersebut?

Dalam menyeleksi 100 tokoh muda ini, tidak susah. Saya yakin potensinya bahkan ribuan. Harapan saya, penyeleksian ini tidak diintervensi strategi politik PKS. Jadi pemilih tokoh-tokoh ini akan menjadi kontraproduktif jika pijakannya strategi politik jangka pendek. Untuk memberi reward, itu bagus. Tapi harus difikirkan jangka panjangnya, semoga ini tidak terlalu politis.

Bagaimana peluncuran 100 tokoh muda ini dilihat dalam perspektif politik?

Ini langkah cerdas PKS dalam merebut momentum dan mengendalikan isu orang muda. Jadi ketika misalnya partai lain masih berwacana, PKS maju selangkah lebih konkret. Untuk mengendalikan isu, PKS jadi pioner lagi dalam isu-isu politik.

Soal seremoni yang dilakukan oleh PKS, apa hanya terhenti di seremoni atau harus ditindaklanjuti dengan program konkret?

Seremoni tidak ada yang salah, karena yang diharapkan dari seremoni adalah opini publik ke depan. Saya kira tidak ada yang salah dengan seremoni. Saya kira agak sulit juga 100 orang tersebut dikonsolidasikan, itu tidak bisa.

Jadi, upaya untuk memberi reward itu sangat positif. Kalaupun itu seremoni, ya tidak apa-apa. Tapi PKS berkewajiban mengawal terus 100 tokoh ini. Kalau berprestasi ya diganjar terus. Tapi kalau misalnya melakukan hal-hal yang keliru, ya harus diingatkan, karena mereka yang memunculkan 100 nama tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar