Salah satu anggota Komisi XI DPR RI KH Surahman Hidayat MA menyatakan, ajaran kelompok Negara Islam indonesia (NII) merupakan prilaku menyimpang. Karena ajarannya dianggap tidak sesuai Aqidah Islam. Bahkan, secara sosial kelompok itu menganggap harta pemberian bukan dari kelompok nya adalah fai (rampasan perang). Termasuk harta pemberian orangtua, baik kekayaan atau pendidikan kepada anak.
Dengan demikian, para orang tua diimbau mengetahui modus gerakan NII dengan sasaran pelajar dan mahasiswa. Sehingga anak-anak mereka tidak terjebak masuk ajaran NII.
”Bagi siapa yang masuk NII, anggotanya harus memutuskan hubungan silaturahmi dengan orang non NII, termasuk orang tuanya sendiri,” jelas dia kepada Radar, saat reses di kantor DPD PKS Banjar, kemarin.
Sambung dia, saat ini dibuktikan dengan banyaknya orang tua yang kehilangan anak saat menginjak dewasa. Sehingga, pengaruh ajaran NII tersebut harus diwaspadai seluruh lapisan masyarakat. Apalagi pahamnya sudah menyimpang terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena telah terang-terangan mengproklamirkan negara sendiri.
”Memang (ajaran NII, red) sama dengan faham Khawarij, di zaman Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Saat itu sikap kaum Khawarij kepada Ali dan Muawiyah sama (dengan modus NII, red). Sikap Khalifah Ali pun tegas (terhadap, red) faham Khawarij harus ditumpas,” ujar anggota dewan sekaligus Ketua Dewan Syariah PKS pusat tersebut.
Dia pun menambahkan, mengenai awal masuknya ajaran NII di lingkungan sekolah dan kampus. Kata dia, tidak sama dengan kelompok Rohis atau Dakwah Kampus. Karena Rohis berawal dari kesadaran terhadap kebangkitan Islam.
”Apabila ada yang mengaitkan NII dengan Rohis, bisa diartikan pihak tersebut tidak suka akan adanya kebangkitan Islam,” pungkasnya.
Sumber: Islamedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar