Ada 3 situasi dimana tadabbur Qur'an selalu menghasilkan pemahaman dan keyakinan baru yang dahsyat..
Pertama, tadabbur Qur'an yang kita lakukan saat kita membutuhkan perspektif Ilahiah atas sebuah ide, pikiran atau narasai..
Kedua, tadabbur Qur'an yang kita lakukan saat kita membutuhkan perspektif Ilahiah atas sebuah peristiwa, situasi atau fakta..
Ketiga, tadabbur Qur'an yang kita lakukan saat kita perlu proteksi Ilahiah atas berbagai virus emosi negatif seperti sedih, takut dll.
Dalam ketiga situasi itu hubungan kita dengan Qur'an menjadi sangat interaktif dan personal... teks menemukan konteks.
Dalam interaksi yang rasional dan emosional begitu dengan Qur'an yang terjadi adalah memahami realitas bumi dengan narasi langit.
Cobalah baca ide2 konspirasi politik Machiavelli lalu kembali ke surat Al Anfal ayat 17,18 dan 62.
Seperti pagi ini, saya membaca surah Al-Anfal dan baca tafsirnya dari Fii Dzilalil Qur'an, lalu kembali memahami peristiwa2 politik di luar sana.
Cobalah melakukan hal yg sama..mungkin kita akan sampai pada tingkat pencerahan dan keyakinan yg sama.
Sumber: PKS Piyungan
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar