jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 17 Januari 2011

PKS Tanpa Murobbi

By: Abuhasan Surhim

"...kalau dibiarkan, sistem yang teratur akan menjadi tidak stabil dan berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu..."


Jika Anda meninggalkan mobil di tempat terbuka bertahun-tahun atau bahkan cuma beberapa bulan, ketika kembali, Anda pasti tidak bisa mengharapkan mobil Anda dalam kondisi seperti pada waktu Anda meninggalkannya. Anda mungkin mendapati ban kempes, jendela rusak, karat pada bagian mesin dan rangka, dan sebagainya.

Hal yang sama terjadi jika Anda mengabaikan pemeliharaan rumah beberapa hari, dan Anda akan mendapati rumah lebih berdebu dan lebih berantakan setiap harinya.

Inilah Hukum Entropi, hukum utama seluruh hukum fisika di alam semesta. Albert Einstein menyatakan bahwa ini adalah hukum utama seluruh ilmu pengetahuan. Segala sesuatu di alam semesta patuh terhadap entropi.

Hukum Entropi juga berlaku bagi keberlangsungan PKS. Sebab, sebagai partai kader, PKS sangat bertumpu pada kualitas dan kuantitas kadernya.


"Sejak berdiri pada 1998, PKS maju bukan karena figur tokoh yang memimpin, tapi karena dibesarkan oleh para kader dan konstituen yang setia," tegas Luthfi Hasan Ishaaq, saat dilantik sebagai Presiden PKS periode 2010-2015.

"Partai yang sudah terlihat melakukan pengkaderan dengan baik yakni PKS," ungkap pengamat politik J. Kristiadi. Sistem kaderisasi, menurut Kristiadi, begitu penting dalam rangka penguatan kualitas partai.

Sedangkan parpol lainnya, tutur Kristiadi, begitu mengandalkan pada ketokohan atau figur dari pendiri atau Ketua Umumnya. Parpol yang melulu bertopang pada tokoh relatif mudah pecah jika terjadi beda pendapat. Sehingga, seperti "amuba", yakni mereka yang beda pendapat membentuk partai baru.

Dari sinilah, kita bisa meyakini betapa maha pentingnya proses "pemeliharaan, pengaturan, penumbuhan, dan pengembangan" (baca: tarbiyah) bagi para kader-kader PKS.

Kader juga manusia biasa. Kalau dibiarkan, dia akan terkena hukum entropi (dulunya stabil ruhiyah menjadi labil, dulunya teratur dakwahnya menjadi melantur). Kalau tarbiyahnya tidak terjaga dengan baik maka dia bisa terserang FLU (Futur, Lesu, Uzlah). Persis kalau kita banyak aktivitas tapi tidak menjaga stamina tubuh, ujung-ujungnya terserang flu.

Dari sinilah, kita mengagumi sosok-sosok "pahlawan sesungguhnya" di dunia PKS. Dialah para murobbi-murobbiyah, yang tak kenal lelah membersamai, merawat, menjaga dan menumbuhkembangkan para binaannya untuk menjadi batu bata yang menyusun bangunan PKS.

Duhai murobbi.... kesabaranmu, keuletanmu, kasih sayang dan empati serta keikhlasan-mu, adalah nafas bagi keberlangsungan jamaah dakwah ini.

PKS tanpa murobbi ...... takkan terjadi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar