jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Jumat, 07 Mei 2010

Pasangan TBR-Tarto Tak Hadiri Debat Kandidat

SUKOHARJO. Pasangan bakal calon (Balon) Titik Bambang Riyanto (TBR)-Sutarto tak menghadiri acara debat Balon Pilkada di Wisma Boga, Solo Baru, Kamis (6/5). Acara debat bertema Bagaimana Membangun Sukoharjo 5 Tahun ke Depan.

Debat yang dihadiri pengurus partai dan elemen masyarakat itu hanya dihadiri dua pasangan antara lain Wardoyo Wijaya-Haryanto (War-To) dan Mohamad Toha-Wahyudi (Ha-Di), sedangkan pasangan TBR-Tarto tidak hadir.

Bertindak selaku panelis pengamat politik dari UMS, Aidul Fitriciada Azhari, pengamat ekonomi UNS Riwi Sumantyo dan budayawan Ki Jlitheng Suparman.

Debat yang terdiri dari empat sesi itu berjalan lancar. Dalam sesi pertanyaan Aidul Fitriciada menanyakan permasalahan tentang politisasi birokrasi yang selama ini melanda tiap kali Pilkada.

Atas pertanyaan itu, pasangan War-To mengatakan, apa pun yang terjadi saya siap untuk mengubah tatanan birokrasi yang selama ini dikeluhkan masyarakat. ”Jika terpilih dalam program 100 hari pertama saya akan mengembalikan orang-orang yang terbuang di pemerintahan sekarang akan kami kembalikan ke asalnya,” ujar Wardoyo.

Sementara pasangan To-Ha mengatakan arena birokrasi merupakan bagian terpenting yang harus diutamakan dalam melakukan perubahan. Karena selama ini mutasi dan birokrasi tidak dilakukan berdasarkan profesionalitas seseorang.

Sementara itu, pasangan Titik Suprapti (TBR)-Sutarto punya alasan tersendiri menyangkut ketidakhadirannya dalam acara debat kandidat calon bupati-wakil bupati tersebut. ”Kami menghargai acara tersebut. Tapi kami punya alasan yang cukup kuat dan beralasan untuk tidak hadir,” ungkap Titik Suprapti.

Adapun alasan utama ketidakhadirannya di acara debat karena pada hari itu dirinya sudah memiliki sejumlah agenda acara yang terjadwal. ”Tentunya kami tidak mungkin membatalkan acara yang sudah terencana sejak lama. Karena agenda acara ini juga menyangkut pelayanan kepada masyarakat yakni revitalisasi program KB, Posyandu dan PKK di beberapa kelurahan. Sementara undangan debat datangnya baru-baru saja,” ujar Titik kepada Joglosemar, Kamis (6/5).

Alasan lainnya, lanjut Titik, acara debat tersebut seharusnya direncanakan secara matang bersama-sama tim sukses terutama menyangkut mekanisme dan pelaksanaan debat. Mulai dari moderator, pola debat kandidat hingga panelis harus disepakati bersama antarkandidat dan tim suksesnya. (mal)


Sumber: Harian Joglosemar Online



Pasangan Titik Bambang Riyanto-Sutarto tak hadiri debat terbuka

Sukoharjo (Espos). Debat calon bupati dan calon wakil bupati (Cabup dan Cawabup) Sukoharjo berlangsung mulai pukul 09.30 WIB di Wisma Boga, Solobaru, Sukoharjo, Kamis (6/5). Hanya saja debat Cabup dan Cawabup yang diselenggarakan dan disiarkan langsung oleh SOLOPOS FM, hanya dihadiri dua pasangan Cabup dan Cawabup saja.
Pasangan yang hadir adalah, Wardoyo Wijaya-Sutarto (Warto), dan pasangan M Toha-Wahyudi (Hadi). Sementara pasangan Titik Bambang Riyanto (TBR)-Sutarto, tidak hadir dalam debat tersebut.
Dari hasil konfirmasi terakhir oleh panitia debat, pasangan Titi Bambang Riyanto-Sutarto
tidak bisa menghadiri debat terbuka tersebut, karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.

Sementara dalam acara tersebut menghadirkan panelis, dari ekonom Riri Sumantyo, seniman Jliteng Suparman dan pakar politik UMS Aidul Fitriciada.

Sumber: Solopos Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar