Istanbul. Parlemen Indonesia mencurigai niat baik Israel terkait kesediaannya melakukan perundingan tidak langsung dengan Palestina atas prakarsa AS. DPR juga menilai Israel tengah mengalihkan perhatian dunia dari fakta terus berlangsungnya pembangunan permukiman Israel di Palestina.
Demikian salah satu poin pernyataan yang disampaikan Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Hidayat Nur Wahid, dalam sidang utama The Open Ended Extra Ordinary Meeting of The Executive Committee of Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC), Senin (10/5) di Istanbul, Turki.
Hidayat yang hadir mewakili Delegasi Parlemen Indonesia beserta Nurhayati Ali Assegaf (Wakil Ketua BKSAP DPR RI) dalam sidang parlemen negara-negara Islam sedunia itu mengecam berbagai upaya agresi Israel atas Palestina. Israel, jelas Hidayat, juga memasukkan sekitar 150 warisan kebudayaan Palestina ke dalam warisan kebudayaan Yahudi. “Yahudisasi merugikan bangsa Palestina,” tegas mantan Ketua MPR RI tersebut.
Dalam kesempatan itu, Hidayat juga mengutuk dan menolak upaya pembangunan permukiman baru Israel di Jerusalem Timur. Soal Masjid Al-aqsa dan Kota Al Quds, Hidayat mendesak sidang mengeluarkan rekomendasi baru untuk mendesak PBB agar memasukkan Masjid Al-aqsa sebagai warisan kebudayaan dunia di bawah perlindungan UNESCO.
Sidang tersebut akhirnya menghasilkan 11 poin yang diberi nama Istanbul Declaration. Poin deklarasi di antaranya adalah mengutuk tindakan Israel atas Kota Al quds, Masjid Al Aqsa dan kota bersejarah lainnya; meminta Dewan Keamanan PBB untuk memaksa Israel mematuhi peraturan internasional tentang negara merdeka; mendorong umat Muslim dan Kristen di dunia untuk bersama-sama melindungi mesjid Al-aqsa dan menolak kebijakan Israel yang mencegah umat Muslim dan Kristen masuk ke tempat ibadah.
Sumber: PK-Sejahtera Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar