Jakarta, RMOL. PKS masih menganggap menjadi partai pendukung pemerintah dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II merupakan pilihan terbaik saat ini. PKS belum pernah terpikir untuk menjadi opisisi.
Apalagi, kata Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, Indonesia menerapkan sistem sistem presidensial. Jadi tidak mengenal istilah opsoisi dan koalisi sebagaimana pada sistem parlementer.
"Sistem presidensial merupakan pilihan yang dilahirkan olehfounding father kita dan digunakan sampai hari ini. (PKS) lebih tepat untuk mengembangkan sikap-sikap yang kritis dan konstruktif," kata Mustafa saat dihubungi Rakyat Merdeka Online (Kamis, 13/5).
Kata Mustafa, koalisi bukan berarti penyeragaman antarsesama partai. Namun dia mengakui, bahwa koalisi yang dibangun ini tetap memerlukan masukan dari berbagai aktivis LSM dan pengamat agar menjadi visioner.
Meski tetap berada dalam koalisi pemerintahan, Mustafa tetap yakin perolehan suara PKS akan bertambah pada pemilihan umum 2014 mendatang. Hal ini berkaca pada hasil pemilu 2009 dimana sebelumnya PKS juga berada dalam pemerintahan.
"Kami sudah berkoalisi di perioe lalu. Kuris kami di DPR meningkat meski tidak sebombastis Partai Demokrat. Hanya Partai Demokrat dan PKS yang suaranya bertambah, sementara yang lain turun. Oposisi dan koalisi tidak terlalu relevan," tegasnya.
Namun demikian, apakah akan semakin meningkat perolehan suara PKS pada pemilu mendatang jika keluar dari pemerintahan, PKS masih terus menggali pemikiran-pemikiran tersebut. Akan tetapi yang jelas, sampai saat ini, PKS masih memilih sebagai mitra koalisi.
"Majelis Syuro PKS masih melihat ada maslahah (kebaikan dalam koalisi). Karena kerjasama jauh lebih dari asal beda," tutupnya.[zul]
Sumber: RM Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar