jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 18 Maret 2010

Tifatul: Masak Isi Berita Cuma Debat Ruhut

Tifatul pun mempersilahkan untuk memberitakan hal yang negatif

VIVAnews. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menekankan kembali dirinya selalu mendukung kebebasan pers. kesalahpahaman yang sempat timbul dengan pers, telah berhasil diselesaikan secara damai.
"Saya hanya ingin pemberitaan disampaikan secara seimbang dan selalu dikonfirmasi lebih dulu ke pihak terkait," kata Tifatul Sembiring di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis 18 Maret 2010.

Tifatul pun mempersilahkan untuk memberitakan hal yang negatif. "Tapi beritakan juga hal yang positif," pesan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Dengan demikian ia berharap, wajah Indonesia di pemberitaan tidak selalu suram. "Masak isi berita cuma debat Ruhut dan demonstrasi?" kata Tifatul setengah berkelakar.

Penampilan Ruhut yang baru

Ruhut yang dimaksud Tifatul adalah Ruhut Sitompul, anggota Fraksi Demokrat DPR RI yang seringkali mengeluarkan pernyataan kontroversial dan jahil dalam rapat-rapat DPR. Sehingga tak jarang memicu keributan dalam rapat DPR.

Tifatul rupanya cukup memperhatikan tingkah polah Ruhut yang kerap mendominasi pemberitaan, termasuk debat panas antara Ruhut dan Gayus Lumbun, politisi PDIP, pada rapat pansus Century beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, Tifatul cukup heran melihat betapa pemberitaan terkadang menjadi hanya didominasi oleh hal yang sensasional, dengan mengesampingkan berita lain yang bernuansa positif namun ia anggap tak kalah pentingnya.

Dia juga mengkritik banyaknya berita demonstrasi dari tiga kota besar di tanah air – Jakarta, Bandung, dan Makassar. "Indonesia itu bukan hanya Jakarta, Bandung, dan Makassar. Kalau di Makassar sih, apapun memang didemo," kata Tifatul lagi-lagi melontarkan gurauan.
Tifatul mengingatkan, masih banyak hal-hal positif yang terjadi di tanah air, yang juga pantas untuk diberitakan sebagai informasi penting bagi khalayak.

"Ada anak-anak yang memenangkan olimpiade sains internasional, misalnya,"
tutur dia. Dengan demikian, ia berharap pemberitaan ke depannya bisa lebih seimbang dan tidak memihak.

Sebagai Menkominfo, Tifatul menekankan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki pretensi untuk mengganggu kebebasan pers yang selama ini telah berjalan baik.


Sumber: Vivanews.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar