Aq paling males kalo sudh ngomongin yang namanya Politik karena menurut aq orang-orang yang berpolitik itu kebanyakan bohongnya daripada jujurnya. Tetapi, walaupun males ngomongin politik, aku juga suka baca-baca informasi mengenai perpolitikan di tanah air yang tercinta ini.Hari demi hari berlalu. Semenjak sebelum pemilu sampi sudah pemilu dan juga sampai detik ini. PKS selalu menjadi primadona bagi insan-insan pers dan juga bagi masyarakat. Hampir setiap hari PKS menjadi headline berita di website-website berita. Ada apa sih dengan PKS?
Ada satu partai yang hampir setiap hari menjadi wacana di media online. Entah ini bersifat mengkritik ataupun bersifat mendukung. Serta, tidak sedikit pula komentar-komentar yang tidak berbobot yang dikeluarkan oleh pembaca untuk mengomentari setiap tulisan mengenai PKS.
Tetapi, disini aku melihat ternyata PKS memberikan keuntungan bagi website-website yang menampilkan berita tentang PKS. Mengapa? karena setiap pembahasan tentang PKS pasti memiliki hits kunjungan melebihi 50 atau 100 klik setiap hari. Hal ini menjadi pendukung bagi para advertiser untuk memasangkan iklannya pada website yang membahas tentang PKS. Toh, ini menjadi pendapatan bagi website-website tersebut.
Hal ini sangat bertolak belakang jika sebuah website membahas mengenai partai-partai lainnya. Pengunjung akan sepi dan juga kemungkinan kecil mereka akan komentar. Sungguh, PKS mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Suatu teknik marketing yang sangat luar biasa yang telah mereka lakukan dalam dunia perpolitikan modern di Indonesia saat ini.
Semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan DPR diisi oleh orang-orang yang jujur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta peduli terhadap nasib bangsa ini.
Nah, sekarang bagaimana menurut anda PKS itu?
Referensi yang membahas masalah PKS ataupun Tifatul Sembiring, antara lain:
1. http://www.pks.or.id/v2/index.php?op=isi&id=8069
2. http://www.pks.or.id/v2/index.php?op=isi&id=8117
3. Detik.com
4. Inilah.com
5. Vivanews.com
6. Kompasiana.com
7. Detik.com (2) Versi Tifatul
Sumber: politik.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar