Kampanye Akbar pasangan nomor urut 4 Hidayat Nur Wahid dan Didik J
Rachbini berlangsung meriah di Gelanggang Mahasiswa Soemantri
Brodjonegoro, Kuningan Jakarta, Selasa (1/7).
Selain dihadiri ratusan ribu massa, kampanye ini juga dimeriahkan
tokoh-tokoh politik nasional diantaranya; Ketua Fraksi PKS DPR Mustafa
Kamal, Anggota DPD DKI AM Fatwa, Ketua Fraksi PAN DPR Tjatur Sapto Edy,
Sekretaris Fraksi PAN Teguh Juwarno, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Jazuli
Juwaini dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Dalam sambutannya, AM Fatwa menyatakan dukungan penuh DPP PAN terhadap
pasangan Hidayat-Didik. “Saya ditugaskan oleh pendiri PAN Amien Rais dan
Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa untuk mengawal pasangan Hidayat-Didik
menang Pilkada Jakarta,” tegas Fatwa.
Menurut Fatwa, Hidayat-Didik adalah pasangan yang saling melengkapi.
Hidayat adalah sosok pemimpin yang mempu menjangkau semua lapisan.
Sementara Didik Rachbini adalah akademisi yang menguasai permasalahan
ekonomi yang merupakan salah satu pangkal masalah di Jakarta.
“Pasangan ini saling melengkapi. Pak Hidayat berpengalaman dalam
memimpin organisasi nasional dan internasional. Prof Didik adalah
akademisi yang berpengalaman untuk mengatasi masalah ekonomi di
Jakarta,” kata Tokoh Masyarakat Jakarta ini.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Jazuli Juwaini.
Menurut tokoh Ulama Banten ini, Hidayat Nur Wahid adalah sosok ulama dan
umara sekaligus.
“Pak Hidayat ini sosok ulama yang dekat dangan masalah umat. Jangan
lupa, kita udah dipimpin 5 tahun sama ahlinya dan ternyata gagal.
Hidayat-Didik ini jalan keluar dari permasalahan Jakarta,” tegas Jazuli.
(im/pksdepok)
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar