jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 01 Juli 2012

Belasan Ribu Perajin Tahu-Tempe Siap Dukung Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Usai menjalani agenda kampanye di Kepulauan Seribu, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini, menerima kedatangan perwakilan Koperasi Aliansi Tani Nasional (Kopatnas).

Bertempat di Markas Pemenangan Hidayat-Didik, Jl. Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (28/6), Hidayat-Didik menerima pengurus Kopatnas yang diwakili Rafi dan Lita. Kedatangan mereka untuk menyampaikan aspirasi dan dukungan belasan ribu perajin dan pengusaha tempe yang tergabung dalam Kopatnas.

Menurut mereka, selama ini nasib pengusaha tempe tidak mendapat perhatian besar dari pemerintah, seperti dalam kasus tingginya harga kedelai impor yang membuat para pengusaha tempe menjerit.

"Kalau dilihat potensi pengusaha tempe itu sangat besar sekali. Sayangnya selama ini tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah. Karena itu, kita hanya menanamkan prinsip, ayo kita berjuang di atas kaki kita sendiri," ungkap Lina.

"Saat ini kita berfikir, kita butuh figur yang membantu mengangkat potensi yang ada. Sebelumnya kita berharap pada gubernur yang sekarang, tapi yang ada kami tidak dilirik sama sekali. Kemudian ketika ada kesempatan bertemu istri Pak Hidayat, saya disuruh langsung menyampaikan pada Bapak," ujar Lina kepada Hidayat.

Menanggapi hal tersebut, Hidayat mengatakan, pada dasarnya kebijakan impor kedelai merupakan wewenang Menteri Perdagangan. "Tapi bukan berarti Gubernur tinggal diam. Banyak hal yang bisa dilakukan, di antaranya mendorong kemampuan pembiayaan dengan memberikan kemudahan pinjaman modal," papar mantan ketua MPR tersebut.

Kekecewaan terhadap pemerintah, menurut Lina, berimbas menurunnya partisipasi politik para pengusaha tempe. Bahkan banyak di antara mereka yang berniat golput dalam Pemilukada DKI Jakarta, 11 Juli mendatang.

Dengan respon positif yang ditunjukkan oleh Hidayat-Didik, Lina mengungkapkan akan mengarahkan sekitar 12.000 perajin dan pengusaha tempe untuk menggunakan hak pilihnya dengan mendukung pasangan Hidayat-Didik. "UKM itu punya potensi, tapi salah asuh dari pemerintah," tukas Lina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar