jalanpanjang.web.id - Bagi seorang Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, meski dalam kapasitas sebagai pejabat negara, naik ojek merupakan hal biasa,apalagi harus duduk di kursi kelas ekonomi dalam sebuah penerbangan.
"Untuk pejabat negara biasanya disiapkan kelas bisnis, tapi Mensos tidak keberatan duduk di kelas ekonomi," kata Tenaga Ahli Menteri Sosial bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Kehumasan Sapto Waluyo di Jakarta, Selasa (19/6).
Mensos dengan senang hati duduk di kursi ekonomi saat perjalanan pulang dari Ambon ke Jakarta, dan bahkan dapat kursi nomor 15-A, persis di pintu darurat pesawat.
"Penerbangan Garuda hari itu penuh sekali karena harus mengangkut peserta MTQ Nasional yang baru selesai berlomba. Duduk di kelas manapun sama saja, yang penting aman dan lancar sampai di tujuan," ujar Mensos.
Bersebelahan dengan Mensos duduk Irjen Kemensos Harun Ak. dan Staf Khusus Drs Musholi. Dengan serius, Mensos juga memperhatikan petunjuk pramugari, jika kondisi darurat terjadi. "Bapak menteri mohon bantuan untuk membuka pintu darurat, bila pesawat ini mendarat 'emergency'," tutur pramugari dengan senyum.
Mensos mengangguk seraya membaca buku petunjuk. Sebelumnya di Ambon, selain menghadiri penutupan MTQ Nasional, Mensos berkunjung ke Desa Tulehu untuk meletakan batu pertama rehabilitasi rumah tidak layak huni.
"Katong (kita) bersyukur bapak Mensos berkenan hadir di kampung ini yang tidak pernah dikunjungi pejabat sebelumnya. Terlebih lagi Mensos luncurkan program perbaikan rumah warga miskin yang sangat membutuhkan," kata Raja Tulehu, Jhon Saleh Oherella.
Mensos meluncurkan program pemberdayaan warga miskin kota melalui rehabilitasi 75 rumah tidak layak huni (Rp 10 juta/unit) di Ambon dan rehabilitasi 200 unit rumah korban konflik sosial di Pelauw, serta program keserasian sosial dan KUBE di beberapa kabupaten se-Maluku, dengan nilai total Rp 15,9 miliar.
"Terima kasih atas bantuan Mensos. Ini jumlah yang sangat besar bagi masyarakat Maluku mengembangkan potensi daerah," kata Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.
Tidak hanya menghadiri penyerahan bantuan di kantor gubernur, Mensos juga mengunjungi langsung rumah warga miskin yang akan direhabilitasi.
"Kami tak menyangka Mensos datang ke gubuk ini. Semoga bantuan Mensos bisa menyelamatkan rumah ini," kata Abdul Gani dan Jakfar, sambil menunjukkan tiang rumah yang miring dan atap bocor. Keduanya tidak kuasa menahan air mata, haru dan bahagia. (republika.co.id)
"Untuk pejabat negara biasanya disiapkan kelas bisnis, tapi Mensos tidak keberatan duduk di kelas ekonomi," kata Tenaga Ahli Menteri Sosial bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Kehumasan Sapto Waluyo di Jakarta, Selasa (19/6).
Mensos dengan senang hati duduk di kursi ekonomi saat perjalanan pulang dari Ambon ke Jakarta, dan bahkan dapat kursi nomor 15-A, persis di pintu darurat pesawat.
"Penerbangan Garuda hari itu penuh sekali karena harus mengangkut peserta MTQ Nasional yang baru selesai berlomba. Duduk di kelas manapun sama saja, yang penting aman dan lancar sampai di tujuan," ujar Mensos.
Bersebelahan dengan Mensos duduk Irjen Kemensos Harun Ak. dan Staf Khusus Drs Musholi. Dengan serius, Mensos juga memperhatikan petunjuk pramugari, jika kondisi darurat terjadi. "Bapak menteri mohon bantuan untuk membuka pintu darurat, bila pesawat ini mendarat 'emergency'," tutur pramugari dengan senyum.
Mensos mengangguk seraya membaca buku petunjuk. Sebelumnya di Ambon, selain menghadiri penutupan MTQ Nasional, Mensos berkunjung ke Desa Tulehu untuk meletakan batu pertama rehabilitasi rumah tidak layak huni.
"Katong (kita) bersyukur bapak Mensos berkenan hadir di kampung ini yang tidak pernah dikunjungi pejabat sebelumnya. Terlebih lagi Mensos luncurkan program perbaikan rumah warga miskin yang sangat membutuhkan," kata Raja Tulehu, Jhon Saleh Oherella.
Mensos meluncurkan program pemberdayaan warga miskin kota melalui rehabilitasi 75 rumah tidak layak huni (Rp 10 juta/unit) di Ambon dan rehabilitasi 200 unit rumah korban konflik sosial di Pelauw, serta program keserasian sosial dan KUBE di beberapa kabupaten se-Maluku, dengan nilai total Rp 15,9 miliar.
"Terima kasih atas bantuan Mensos. Ini jumlah yang sangat besar bagi masyarakat Maluku mengembangkan potensi daerah," kata Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.
Tidak hanya menghadiri penyerahan bantuan di kantor gubernur, Mensos juga mengunjungi langsung rumah warga miskin yang akan direhabilitasi.
"Kami tak menyangka Mensos datang ke gubuk ini. Semoga bantuan Mensos bisa menyelamatkan rumah ini," kata Abdul Gani dan Jakfar, sambil menunjukkan tiang rumah yang miring dan atap bocor. Keduanya tidak kuasa menahan air mata, haru dan bahagia. (republika.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar