JAKARTA - Banjir dan sampah menjadi bagian dari
permasalahan Jakarta yang memerlukan penanganan serius. Salah satu upaya
yang bisa ditempuh untuk mencegah banjir adalah dengan membuat biopori.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Didik J. Rachbini, mengatakan yang dibutuhkan dalam penanganan banjir di Jakarta adalah aksi nyata yang tidak sekadar retorika. "Saat ini kita masih menjadi calon wakil gubernur, tapi kita sudah memiliki gagasan dan tindakan nyata untuk Jakarta. Semoga bila nanti terpillih, kita bisa benar-benar merealisasikan agenda ini dengan lebih baik lagi," ujar Didik ketika meresmikan program "Gerakan 4 Juta Biopori" di RT 01/02, Kelurahan Kedoya Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (10/6/2012).
Menurutnya, salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah persoalan sampah yang tidak pernah terselesaikan. Padahal, lanjut Didik, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya memiliki anggaran untuk menangani sampah mencapai Rp500 miliar. "Tapi kenyataannya permasalahan sampah tak kunjung beres," tuturnya.
Relawan Hidayat-Didik, Syuhada, mengatakan untuk membuat biopori sangat sederhana. Caranya adalah dengan membuat lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 1 meter menggunakan alat bor biopori. Selanjutnya, setelah tergali lubang, bagian atas diberi paralon agar tidak tertutup kembali. Lubang yang ada dapat dijadikan tempat pembuangan sampah organik. Dengan adanya hewan tanah, maka dengan sendirinya akan membentuk biopori yang juga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
"Ada 4 juta biopori yang dicanangkan merupakan terobosan awal yang kemudian diharapkan dapat direalisasikan membuat 76 juta biopori guna membantu pengatasan masalah banjir dan sampah di Jakarta," jelasnya.
Program itu digagas oleh relawan Hidayat-Didik yang terdiri dari civitas akademika dan lapisan masyarakat biasa.(ris)
Sumber: Okezone.Com
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Didik J. Rachbini, mengatakan yang dibutuhkan dalam penanganan banjir di Jakarta adalah aksi nyata yang tidak sekadar retorika. "Saat ini kita masih menjadi calon wakil gubernur, tapi kita sudah memiliki gagasan dan tindakan nyata untuk Jakarta. Semoga bila nanti terpillih, kita bisa benar-benar merealisasikan agenda ini dengan lebih baik lagi," ujar Didik ketika meresmikan program "Gerakan 4 Juta Biopori" di RT 01/02, Kelurahan Kedoya Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (10/6/2012).
Menurutnya, salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah persoalan sampah yang tidak pernah terselesaikan. Padahal, lanjut Didik, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya memiliki anggaran untuk menangani sampah mencapai Rp500 miliar. "Tapi kenyataannya permasalahan sampah tak kunjung beres," tuturnya.
Relawan Hidayat-Didik, Syuhada, mengatakan untuk membuat biopori sangat sederhana. Caranya adalah dengan membuat lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 1 meter menggunakan alat bor biopori. Selanjutnya, setelah tergali lubang, bagian atas diberi paralon agar tidak tertutup kembali. Lubang yang ada dapat dijadikan tempat pembuangan sampah organik. Dengan adanya hewan tanah, maka dengan sendirinya akan membentuk biopori yang juga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
"Ada 4 juta biopori yang dicanangkan merupakan terobosan awal yang kemudian diharapkan dapat direalisasikan membuat 76 juta biopori guna membantu pengatasan masalah banjir dan sampah di Jakarta," jelasnya.
Program itu digagas oleh relawan Hidayat-Didik yang terdiri dari civitas akademika dan lapisan masyarakat biasa.(ris)
Sumber: Okezone.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar