Revolusi Mesir membuahkan perubahan fundamental bagi negeri piramida itu, khususnya terkait kebijakan pemerintah terhadap Israel dan Palestina. Satu lagi kabar gembira datang dari negara yang dihuni oleh sekitar 70 juta muslim itu. Pemerintah memutuskan membuka secara permanen perbatasan Rafah mulai Sabtu (28/5).
Kebijakan pemerintah baru Mesir itu sekaligus menandai babak baru kontribusi Mesir terhadap rakyat Palestina. Sebelumnya Mesir menjadi "kaki tangan" Israel dan ikut melakukan terhadap blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama empat tahun.
Selain dibuka secara permanen, gerbang itu juga akan diperbaiki untuk memudahkan lalu lintas warga baik dari Palestina maupun Mesir.
Kepala Biro Informasi pemerintah Palestina Hasan Abu Hasyisy mengatakan dalam konferensi pers Rabu sore (25/5) bahwa di antara perbaikan paling menonjol adalah perlintasan akan difungsikan selama 6 hari sepekan setelah sebelumnya hanya 5 hari sepekan. Artinya, libur hanya untuk hari Jumat saja dan akan bekerja setiap hari dari jam 09.00 pagi hingga jam 17.00.
Ia menambahkan, perlintasan akan menerima pelajar, pemilik visa, rujukan, wanita, anak-anak di bawah 18 tahun, dan laki-laki di atas 40 tahun tanpa perlu ada koordinasi terlebih dulu dengan kedubes Mesir.
Rakyat Palestina dan Mesir menyambut gembira berita ini. Bagi warga Palestina, dibukanya perbatasan secara permanen berarti memudahkan mereka mendapatkan kebutuhan primer dan juga komunikasi dengan dunia luar. Sementara bagi rakyat mesir, pembukaan perbatasan ini menjadikan mereka turut membantu saudara-saudaranya baik dari kalangan muslim maupun non muslim.
"Orang-orang dari Gaza dan Mesir telah menunggu berita ini selama beberapa minggu terakhir," lapor Nicole Johnston dari Gaza untuk Al Jazeera. [AN/bsb]
Sumber: Muchlisin Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar