jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 25 Mei 2011

Ada Apa di Balik Pujian Sidney Jones untuk PKS?

Oleh: Ust. Hatta Syamsuddin, Lc.

Sidney Jones memang dikenal peneliti dan pengamat keindonesiaan yang cukup kontroversial. Belum lama ini ia mengelurakan statement yang mengancam kelangsungan pendidikan moral para pelajar. Apa pasal? Ia menyampaikan sebuah warning untuk kegiatan rohis sekolah dengan asumsi tempat pengkaderan terorisme. Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa keberadaan rohis justru menjadi benteng pemikiran dan keyakinan para pelajar muslim selama ini.

Bahkan lebih jauh lagi, rohis pula lah yang banyak menyelamatkan pelajar muslim dari ancaman kebobrokan moral yang ada dimana-mana. Intinya, statement Sidney Joneys sering kali terdengar miring bagi sebagian aktifis dakwah dan pegiat kegiatan islami.

Namun yang terakhir ada keunikan lain dari statement Sidney Joneys hari ini Senin, 23 Mei 2011 di UIN Ciputat. PKS yang sering ‘dikuyo-kuyo’ dengan tuduhan hidden agenda, keterkaitan dengan NII, dan sebagainya, ternyata dalam pandangan Sidney Jones, justru tidak demikian. Menurutnya PKS justru paling siap dan memahami demokrasi. Lebih jelas tentang statement Sidney Jones, mari kita simak kutipan pemberitaannya dari rakyatmerdeka.com

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan partai terbesar keempat di Indonesia pasca Pemilu 2009 seringkali dituding memiliki hidden agenda untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. PKS juga kerap dikaitkan dengan gerakan Islam radikal di luar negeri, wabil khusus Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Tetapi, di mata Sydney Jones dari International Crisis Group (ICG), PKS bukanlah partai radikal. Terlebih PKS mengikuti aturan main demokrasi di Indonesia. Sydney Jones menyampaikan hal itu ketika berbicara dalam Lecture Series on Democracy di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat, Tangerang, Senin pagi (23/5). "Saya baru dari Aceh, dan mampir ke kantor partai lokal maupun nasional. Saya juga berbicara dengan wakil-wakil PKS di DPRD di Aceh," ujar Sydney.

Dalam berbagai pembicaraan itu, Sydney Jones menyimpulkan bahwa wakil-wakil PKS adalah yang paling memahami persoalan rakyat dan paling memahami prinsip demokrasi. "Mereka paling cerdas dan paling peduli pada rakyat, juga paling punya gagasan tentang public services," demikian Sydney Jones.

Lantas, apa kesimpulan yang bisa kita ambil dari statement unik ini?

Pertama, kesaksian dan pujian dari seorang jangan sampai melambungkan hati kader PKS untuk kemudian lalai dalam amal nyata. Bagi kader yang ikhlas, pujian dan cacian itu sama saja, karena motivasi awal dan akhir seorang kader adalah mendapat pujian dari Allah SWT.

Kedua, kesaksian dari seorang yang sering dianggap ‘bersebrangan’ sebenarnya menunjukkan keshahihan dan kevalidan apa yang disampaikan. Sidney Jones bergerak di lapangan dan bertemu wakil PKS serta rakyat kebanyakan, lalu muncullah penilaian tersebut. Maka inilah buah kerja dan amal nyata yang berkelanjutan. Hujatan dan cacian yang ada di dunia maya, sungguh tak akan sedikitpun mengurangi respon dan apresiasi masyarakat grassroot yang memang setiap hari telah ‘menikmati’ kerja-kerja kader PKS.

Nah, lalu apalagi setelah ini selain terus bekerja untuk Indonesia?


Sumber: DPD PKS Solo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar