Keputusan anggota FPKS Arifinto mundur dari DPR patut diapresiasi. Di tengah kepercayaan yang rendah pada DPR, Arifinto dinilai punya tanggung jawan dengan berani mundur. Tindakan itu harus dicontoh anggota DPR lainnya yang juga tersandung kasus.
"Yang jadi tersangka korupsi, yang sering bolos, yang sering mangkir rapat, yang sering menyerobot proyek dan melanggar tender proyek, yang jadi beking, itu juga harus mundur," kata pengamat politik UGM, Arie Sudjito, pada detikcom, Senin (11/4/2011).
Arie menilai, inisiatif mundur Arifinto adalah wujud pentingnya etika sosial. Diharapkan, anggota DPR lain yang terlibat masalah meniru tindakan Arifinto dan jangan berlindung di balik dalih-dalih apa pun.
"Mundurnya Arifinto jangan jadi bahan tertawaan partai lain, tetapi harus menjadi refleksi diri mereka. Selama ini keteladanan DPR menjadi sorotan publik," ujar peneliti PKS ini.
Arie menilai, mundurnya Arifinto ini juga bisa dimanfaatkan PKS untuk menunjukkan kepada publik aturan etika di partai mereka. "Ini tentu menjadi tantangan bagi PKS, selain pengunduran diri Arifinto guna meredam konflik yang lebih luas," katanya.
Berkaca dari kasus Arifinto juga, partai lain jangan merasa menang, tapi contohlah dengan bijak. Misalnya, apabila ada yang menjadi tersangka korupsi legowo saja mundur.
"Partai lain juga harus berlomba-lomba membangun integritas diri," dorongnya.
Sumber: Detiknews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar