SUKOHARJO. Petani di Kabupaten Sukoharjo sulit untuk menemukan kesejahteraan hidup. Pasalnya, sepertiga dari jumlah keseluruhan petani di Kabupaten Makmur itu masih hanya sebagai buruh tani, dan bukan pemilik lahan.“Ini menjadi persoalan yang menyebabkan nasib petani tidak bisa sejahtera. Karena itu, sistem ini perlu diubah agar petani bisa lebih sejahtera,” ujar Wakil Bupati terpilih, Haryanto dalam sarasehan dengan tema ‘Membangun Sukoharjo Menuju Sukses Kesejahteraan Pascapilkada’ di Gedung Hampari, Kamis (8/7).
Haryanto mengatakan, di Sukoharjo saat ini bidang pertanian sebenarnya masih menjadi prioritas utama, selain bidang industri. Hanya saja, untuk saat ini bidang pertanian masih belum bisa dikelola dengan baik dan benar karena adanya beberapa kendala.
“Salah satu yang bisa disebut adalah tingginya frekuensi pengeringan lahan untuk kepentingan membangun perumahan atau perusahaan,” tuturnya.
Selain Haryanto, hadir menjadi pembicara dalam acara tersebut antara lain Sekda Sukoharjo yang diwakili Asisten Sekda, Sumarsono dan Abdullah Faishol, dosen STAIN Surakarta.
Sementara itu, Sumarsono yang mewakili Sekda Sukoharjo menjelaskan, profesionalisme Pegawai Negeri Sipil (PNS) memang harus dijaga. Akan tetapi persoalan tersebut selalu terkendala dengan adanya kepentingan politik yang bisa merusak profesioanalisme pegawai.
Oleh karena itu, ini harus menjadi pencermatan bagi bupati dan wakil terpilih agar ditata lebih baik. Jangan sampai profesionalitas PNS diukur dari prestasi di bidang politis, tapi diukur dari kualitas kinerjanya.
“Harapan kita semua visi misi tersebut benar bisa diterapkan di pemerintahan baru Sukoharjo nantinya,” imbuhnya.
Sarasehan tersebut diselenggarakan oleh elemen organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Lembaga Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), dengan tujuan untuk menciptakan Sukoharjo lebih baik dalam segala bidang. (mal)
Sumber: Harian Joglosemar Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar