jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 31 Mei 2010

Mensos: Dukungan Indonesia Perkuat Kemerdekan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri menegaskan bahwa dukungan rakyat Indonesia bisa memperkuat kemerdekaan Palestina, selain berbagai bantuan sosial kemanusiaan yang selama ini telah diberikan secara konsisten.
 "Di samping bantuan kemanusiaan, Indonesia bisa memberi ilham urgensi persatuan nasional untuk mencapai merdeka. Jika bangsa Palestina masih terpecah-pecah, kemerdekaan sulit tercapai," kata Mensos melalui pernyataan yang dikeluarkan Pusat Media Kementerian Sosial, Senin (31/5).

Menurut Mensos yang tidak sempat menemani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut Presiden Palestina Mahmoud Abbas karena sedang melakukan kunjungan kerja ke daerah di kawasan timur Indonesia, termasuk ke Provinsi Sulawesi Utara (29-31/5), pihaknya juga menepis isu pemindahan lokasi pembangunan rumah sakit (RS) Indonesia dari Gaza ke Tepi Barat.

"Dunia akan marah jika fasilitas medis yang dibutuhkan rakyat tetap dipersulit. Palestina juga butuh perindungan terhadap lanjut usia (lansia), janda, anak-anak, dan warga sipil tak bersenjata agar tidak jadi korban kekerasan," katanya.

Pada konferensi pers bersama usai pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (29/5), dinyatakan bahwa Indonesia akan mendirikan RS di Jalur Gaza senilai Rp20 miliar untuk menambah fasilitas kesehatan yang ada di kawasan tersebut.

Presiden Yudhoyono menyatakan Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan dalam bentuk apa pun kepada Palestina jika dibutuhkan.

Indonesia, lanjut dia, juga siap melanjutkan kontribusi pembangunan kapasitas untuk berdirinya negara Palestina merdeka seperti yang selama ini dilakukan melalui forum negara-negara Asia Afrika.

Proses perdamaian babak baru yang melibatkan negara-negara timur tengah itu, menurut Presiden, adalah negosiasi yang paling mungkin guna mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan bisa memecahkan masalah secara permanen.

Presiden Yudhoyono dalam pertemuan bilateral berlangsung sekitar 30 menit itu menegaskan komitmen Indonesia dan dukungan Indonesia untuk berdirinya negara Palestina merdeka.

Sementara itu, Presiden Abbas dalam pertemuan bilateral memberikan penjelasan tentang situasi terkini di Palestina serta prospek upaya perdamaian yang telah memasuki babak baru guna menyelesaikan konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel.

Dalam pernyataannya pada konferensi pers, Presiden Abbas menyatakan penghargaan dan terima kasihnya kepada Indonesia yang selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Presiden Abbas yang berkunjung kedua kalinya ke Indonesia itu menyampaikan harapan berdirinya negara Palestina merdeka melalui proses perdamaian yang didukung oleh negara-negara Arab dan juga komunitas internasional.

Sebelum mengakhiri konferensi pers, Presiden Abbas juga menyampaikan harapan dapat mengundang Presiden Yudhoyono suatu hari nanti ketika negara Palestina sudah terwujud agar kedua pemimpin itu dapat berdoa bersama di Masjid Al Aqsa.

Delegasi Palestina terdiri atas Menteri Agama Mahmoud S.A. Alhabash, Juru Bicara Otoritas Nasional Palestina Nabil G.O. Aburudainah, penasehat kepresidenan bidang hubungan internasional Abdallah H.J. Alfrangi, dan tiga penasihat Presiden Palestina yaitu Adnan Nayef Abedlrahim, Mustafa Fayez Mustafa Abu Alrub, dan Majdi A.M. Khaldi.

Dalam pertemuan bilateral, Presiden Yudhoyono didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Kesehatan Endang Sedyaningsih, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.


Sumber: Republika Newsroom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar