jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 21 Januari 2010

Seratusan massa tuntut penuntasan setoran uang terimakasih


Sukoharjo (Espos). Seratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Sukoharjo Bersatu (GRSB) turun ke jalan menuntut penuntasan indikasi setoran uang terimakasih dalam pencairan tunjangan sertifikasi guru selama 2007 hingga saat ini.

Mereka yang tergabung dalam GRSB adalah 100 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), belasan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta belasan anggota Front Pembela Islam (FPI).

Tak hanya menuntut penuntasan indikasi setoran uang terimakasih, para peserta unjuk rasa juga menolak ancaman pemecatan yang dilontarkan koordintor tim pembinaan guru Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo, Fuad Syafrudin kepada seorang guru penerima sertifikat kompetensi, Murdiyanto yang sebelum ini berani melaporkan adanya indikasi pungutan liar (Pungli) tunjangan sertifikasi dari dalam tubuh dinas.

Berdasar pantauan, massa yang turun ke jalan memulai aksi mereka di depan Gedung Dewan, Kamis (21/1). Para aktivis LSM masing-masing mengenakan ikat kepala dengan tulisan Murdiyanto sementara para mahasiswa membentangkan poster antara lain bertuliskan “Disdik dan Kejaksaan Jangan Main Kucing-kucingan, Diknas Ajari Aku Tentang Kejujuran, Pecat Oknum Pelaku Pemotongan, Guru=Pahlawan Tanpa Tanda Jasa tapi Harus Setor Upeti Juga” dan beberapa tulisan lain.

Dalam orasinya, koordinator lapangan (Korlap) aksi, Bangun Rohmad menyerukan pengusutan indikasi setoran uang terimakasih dari para guru kepada Disdik. “Indikasi adanya potongan gaji guru oleh oknum dinas harus diusut tuntas. Dan untuk Murdiyanto yang sudah berani melaporkan adanya indikasi pemotongan itu harus kita dukung bersama. Tidak boleh ada penekanan dan pemecatan kepada para guru yang berani membuka kasus ini,” teriak Bangun yang disambut dengan yel-yel massa “hidup guru, hidup guru.”

Perwakilan LSM, Soni mengatakan, masyarakat Sukoharjo saat ini satu suara dalam menuntut penuntasan kasus Pungli terhadap guru.

Usai melakukan orasi di halaman depan Gedung Lagislatif, Ketua Dewan, Dwi Jatmoko beserta para wakil ketua dan anggota dewan bersedia menerima perwakilan massa di ruang transit. Hasil oertemuan tersebut, Dwi Jatmoko menyampaikan siap membongkar kasus indikasi setoran uang terimakasih.


Sumber: www.solopos.com/sukoharjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar