jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 07 September 2009

Hidayat: DPR atau Menteri, Pilih Satu!


INILAH.COM, Jakarta. Para menteri-menteri yang lolos ke Senayan sebaiknya segera menentukan sikap. Sebagai seorang pemimpin sebaiknya, para menteri itu tegas memilih.

"Segera pilih satu diantara dua, sesuai dengan hati nurani dan keputusan partai," kata Ketua MPR Hidayat Nurwahid di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/9).

Menurut Hidayat, para menteri lain sebaiknya mengikuti jejak Menpora Adhyaksa Dault. Adyaksa menurutnya berani ambil sikap dengan memutuskan meninggalkan kursi di DPR. "Seperti Adhyaksa Dault dari PKS melepas DPR dan itu pilihan beliau," imbuhnya.

Ia yakin, apapun keputusannya para menteri memahami segala konsekuensinya ke depan. Menjadi anggota DPR atau menteri di kabinet semuanya sudah diatur dalam Undang-Undang.

"Untung ruginya sudah dipikirkan pastinya. Konsekuensinya kalau milih anggota kabinet berarti tidak jadi angota DPR," imbuhnya.

Hidayat juga menambahkan para menteri itu harus mengambil sikap dari tenggat waktu yang telah ditentukan KPU yakni pada 9 September. Meski sedikit dilematis, namun, ia yakin para menteri itu memilih dengan hati nurani. [ikl/jib]


Sumber: http://inilah.com/berita/politik/2009/09/07/152733/hidayat-dpr-atau-menteri-pilih-satu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar