jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 17 Desember 2008

Kasus Perusahaan Israel Terus Berlanjut: DPR Tuntut Perusahaan Minta Maaf Di Media


Jakarta, myRMnews. Kasus masuknya perusahaan asal Israel ke Indonesia terus menggelinding. Anggota DPR meminta perusahaan yang memamerkan produk Israel meminta maaf di media.

”Harus diumumkan secara terbuka di koran dan janji untuk tidak mengulanginya lagi,” ujar anggota Komisi 1 (Bidang Hubungan Luar Negeri) DPR Al Muzammil Yusuf kepada Jawa Pos, Sabtu (6/12).

Menurut Muzammil, pihaknya akan melakukan pengecekan langsung di lapangan hari Selasa (9/12) depan.

”Sekarang kita masih libur. Nanti teman-teman akan minta klarifikasi resmi dari pemerintah dan penyelenggara,” kata politisi PKS itu.

Perusahaan asal Israel Shaviv ikut memamerkan produknya dalam pameran International Manufacturing Machinery, Equipment, Materials and Services Exhibitions ke-19 di PRJ, Kemayoran, Jakarta. Sejumlah anggota DPR mengirim surat protes ke Departemen Luar Negeri. Sebab, selama ini Indonesia tidak punya hubungan dagang maupun hubungan diplomatik dengan Israel.

Menurut Muzammil, tiga instansi pemerintah terkait harus segera memberi klarifikasi resmi pada masyarakat.

”Isu ini sensitif bagi mayoritas rakyat Indonesia. Jadi Departemen Luar Negeri, Departemen Prindustrian dan Departemen Perdagangan harus memberi tahu hasil penyelidikan,” katanya.

DPR, kata Muzammil , bukan bermaksud menghambat investasi maupun inovasi di bidang teknologi industri.

”Justru sebaliknya, kami sangat mendukung pameran itu. Yang kami permasalahkan hanya Israelnya saja karena mereka di negaranya masih menjajah bangsa Palestina. Itu bertentangan dengan UUD 1945,” katanya.

Di bagian lain, PT Pamerindo Buana Abadi, penyelenggara pameran International Manufacturing Machinery, Equipment, Materials and Services Exhibitions ke-19 di arena Pekan Raya Jakarta merasa kecolongan dengan hadirnya produk Israel dalam pameran itu. Event organizer ini menyayangkan tindakan PT Yakin Maju Sentosa memasarkan produk Israel bernama Shaviv.

”Kami merasa kecolongan. Saya tak bisa mengecek semua barang yang dipamerkan. Kita tahunya mereka akan dipamerkan," kata Maysia Stephanie, Project Manager PT Pamerindo Buana Abadi.

Menurut Maysia, produk Shaviv menyempil di antara produk 2.680 perusahaan dari 32 negara dengan peserta paling banyak dari Eropa Barat, Asia dan Amerika. Produk Shaviv itu didatangkan PT Yakin Maju Sentosa, sebuah perusahaan distribusi barang impor.

PT Yakin Maju, menurut Maysia, tak menginformasikan dari awal bahwa terdapat produk Israel yang akan mereka pasarkan dalam pameran yang berlangsung untuk ke-19 kalinya itu.

”Di katalog mereka tak ada barang Israel. Di iklan mereka tak ada produk Shaviv,” kata Maysia.

Ke depan, PT Pamerindo Buana Abadi berencana meninjau keterlibatan PT Yakin Maju Sentosa dalam pameran ini meski sudah menjadi pelanggan tetap pameran sejak 20 tahun lalu.

”Mudah-mudahan tahun depan, mereka tidak memasang atau memasarkan barang ini lagi,” ujarnya. [hta]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar