jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Kamis, 27 November 2008
Perseteruan KaJi-KarSa Masih Panjang
Inilah.Com, Jakarta. Putusan soal sengketa Pemilihan Gubernur Jawa Timur urung diumumkan Mahkamah Konstitusi. Perseteruan hukum antara pasangan KaJi dan duet KarSa pun berbuntut makin panjang. Benarkah penangguhan ini karena Ketua MK Mahfud MD diduga ikut bermain mata?
Harusnya, persoalan Pilkada Jatim ini sudah diputuskan MK pada Selasa (25/11). Tapi, MK masih harus menggelar sidang lagi pada 2 Desember mendatang. Kuat dugaan, penundaan ini karena mencuatnya nama Mahfud dalam sebuah rekaman pembicaraan.
Kebetulan, Mahfud MD adalah bekas politisi PKB. Kala itu, PKB masih solid dan utuh. Era kekaraban PKB ditandai dengan masih menyatunya Syaifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa, dan tentunya pula Mahfud. Namun, kini ketiganya tercerai berai, setidaknya memiliki ruang yang berbeda, bukan di PKB lagi.
Mahfud kini sebagai hakim di MK sekaligus pimpinan lembaga. Khofifah meski masih di PKB, namun tak terlalu dekat lagi dengan partai. Sedangkan Syaifullah, beberapa bulan terakhir ini lebih fokus di Pilkada Jatim sebagai cawagub mendampingi Soekarwo. Jadi hubungan ketiganya cukuplah dekat.
“Semuanya baik Khofifah dan Syaifullah itu teman saya,” aku Mahfud di ruang kerjanya di Gedung MK, Selasa (25/11).
Kondisi ini seperti terkonfirmasikan dengan rekaman pembicaraan yang diajukan tim KaJi yang menyebut-nyebut nama Mahfud. Rekaman berdurasi 15 menit itu disebut-sebut terjadi pada tanggal 13 November lalu. Percakapan dilakukan anggota tim sukses KaJi, Edi Sucipto dengan Kepala Desa Pesanggrahan Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Madura, Mohammad Nizar Zahro.
Isi pembicaraannya seperti ini:
Edi: Ini nanti kalau ke MK ini ganti KarSa yang menang, bagaimana kira-kira, ee apa KaJi yang menang...
Nizar: Ini lho Mas Edi ya. Prediksi politik saya MK itu kan Mahfud MD. Mahfud MD itu asal orang Sampang. Dia sangat dekat sekali dengan bos saya bapak Fuad Amin. Sungguh sangat ironis sekali kalau pak Mahfud membatalkan kemenangan KarSa. Saya yakin dengan feeling politik saya. Si Fuad ini sudah jitu feeling politiknya. Saya yakin tetap dimenangkan KarSa. Kalau pun diulang itu hanya TPS-TPS yang tidak mempengaruhi.
Percakapan yang asosiatif dan menggiring opini ini ingin mengatakan bahwa Mahfud memiliki andil dan memihak kepada salah satu pasangan dalam keputusan di sengketa pilkada Jatim yaitu pasangan KarSa. Dengan kata lain, penyebutan Fuad Amin, yang juga pendukung KarSa, yang memiliki kedakatan khusus dengan Mahfud, diarahkan bahwa keputusan MK di sengketa pilkada Jatim tidaklah netral.
Jelas hal ini dibantah Mahfud MD. Menurut dia, perihal rekaman tersebut, dirinya telah mengetahui sebelumnya. Bahkan, karena dengan usulnya, rekaman tersebut diungkapkan dalam persidangan sebelum pengambilan keputusan. "Saya sebelumnya sudah mengetahui rekaman itu kemarin. Sayalah yang menyuruh rekaman itu diputar dalam persidangan agar ini klir," kata Mahfud.
Hubungan Mahfud MD dengan Fuad Amin bukanlah hubungan yang biasa saja. Keduanya sama-sama berasal dari Madura dan pernah bersama-sama aktif di PKB. Namun terkait dengan sengketa Pilkada, bagaimana hubungan keduanya, apakah pernah saling mengubungi? "Saya tidak ingin menjawab itu. Saya tidak menggiring opini. Kita lihat saja keputusan MK nanti. Saya menutup HP atau tamu jika ada orang terkait kasus ini," tukas Mahfud
Tampaknya pengungkapan bukti rekaman percakapan tersebut sengaja dimunculkan tim KaJi terkait dengan kredibilitas hasil pengujian sengketa di MK. Kondisi demikian juga diwanti-wanti oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid. Menurut dia, MK harus berani memutuskan sengketa Pilkada Jatim. “MK harus arif dalam memutuskan sengketa pilkada Jatim,” pinta Gus Sholah.
Terlepas dari hiruk pikuk pilkada Jatim, pembangunan Jatim yang berkesinambungan juga harus dipikirkan oleh gubernur terpilih. “Gubernur baru harus langsung tancap gas untuk kerja. Harus siap-siap menghadapi dampak krisis mulai pertengahan tahun depan,” kata Arif Affandi, Wakil Walikota Surabaya kepada INILAH.COM, Selasa (25/11). [I4]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar