jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Kamis, 06 November 2008

KH Hasyim Asyari Tidak Ada Hak Patennya


Jombang, Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari adalah milik bangsa. Penggunaan sosok tersebut sebagai ikon partai tertentu, akan memperbesar ketokohan sang ulama.
Hal ini dikemukakan sang cucu, Solahudin Wahid, Rabu (5/11/2008), menjawab pertanyaan soal penggunaan sosok Hasyim Asyari dalam iklan Partai Keadilan Sejahtera.
"Kita tidak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab, KH Hasyim Asyari adalah milik bangsa, bukan lagi milik golongan," kata Gus Solah, sapaan akrabnya.
Gus Solah membenarkan, sejak gambar kakeknya dijadikan ikon oleh PKS, ia sering mendapat desakan, terutama dari warga NU dan alumnus Ponpes Tebu Ireng. Mereka mendesak Gus Solah untuk melarang penggunaan ikon tersebut. Namun, setelah diberi penjelasan, desakan tak berlanjut.
Sebelumnya, pada pemilu 2004, Bani Asyari sempat marah karena Megawati - Hasyim Muzadi, pasangan capres - cawapres PDI Perjuangan, mengusung foto KH Hasyim Asyari dalam kampanye.
Keluarga Tebu Ireng sempat mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Yusuf Hasyim alias Pak Ud menuntut ganti rugi materiil Rp 500 juta dan immateriil Rp 9 miliar. "Namun upaya itu gagal. Karena memang tidak ada hak patennya," cerita Gus Solah. (Berita Jatim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar