jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Kamis, 06 November 2008
Kemenangan Perubahan
SEJARAH berpihak kepada Barack Obama. Setelah dipastikan mengungguli pesaingnya, John McCain, dengan lebih dari separuh suara elektoral dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), kemarin, Obama akhirnya menjadi presiden kulit hitam pertama di negeri itu.
Kemenangan Obama disambut meriah, tidak saja oleh rakyat Amerika, tetapi juga warga dunia. Itulah untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia menyambut terpilihnya seorang presiden Amerika jauh lebih gegap gempita daripada sebelumnya.
Yang sesungguhnya tengah berlangsung adalah sebuah sambutan atas menangnya perubahan. Perubahan dari kekacauan dan keputusasaan kepada keyakinan dan harapan. Itulah perubahan dari George Walker Bush yang dua kali memimpin masa pemerintahan kepada Obama, yang muda, berwarna, dan melahirkan optimisme.
Terpilihnya Obama juga menghapus salah satu sinisme paling mengakar dalam sejarah Amerika bahwa betapa pun gagasan kesetaraan, antidiskriminasi, dan hak asasi manusia dikhotbahkan setiap saat, tetapi rasialisme tetaplah wajah Amerika yang sejati. Karena, selama Amerika ada, belum pernah terpilih seorang presiden kulit berwarna. Bersama terpilihnya Obama, terhapus sudah salah satu believe system dunia atas standar ganda Amerika.
Pertanyaannya adalah mampukan Obama memenuhi harapan perubahan yang tidak saja menjadi tema kampanyenya, tetapi juga telanjur dipercaya tidak hanya oleh warga Amerika, tetapi juga dunia?
Itu terlalu penting untuk dilupakan, mengingat kekacauan dan kerusakan masif yang permanen telah terjadi akibat sepak terjang George Bush saat mengendalikan imperium Amerika. Kerusakan itu inheren dalam dua perang, yakni di Irak dan Afghanistan, serta porak-porandanya ekonomi Amerika sebagai dampak perang yang kalah dan berimbas kepada perekonomian dunia. Obama dituntut menyelesaikan persoalan-persoalan besar itu.
Terlepas dari pesimisme yang sempat muncul, terkait dengan agenda ekonomi Obama yang dinilai tidak terlalu meyakinkan, kemenangan atas perubahan di Amerika itu patut disambut gembira.
Sebagai simbol perubahan, kita berharap Obama mampu membangkitkan kepercayaan di Amerika sehingga semangat itu akan mengangkat perekonomian negeri yang tengah terpuruk.
Seluruh dunia berkepentingan atas pulihnya perekonomian Amerika. Itu karena memburuknya perekonomian Amerika berdampak buruk terhadap perekonomian dunia. Membaiknya perekonomian Amerika juga berdampak kepada membaiknya perekonomian dunia.
Indonesia juga berkepentingan dengan terpilihnya Obama. Masa kecil Obama di Indonesia dapat menjadi sebuah kesempatan bagi Indonesia dan Amerika untuk meningkatkan kualitas hubungan kedua negara.
Dengan pernah tinggal di Indonesia, Obama diharapkan mampu berempati dan menjalin hubungan bilateral dengan Jakarta, dengan intensitas dan kualitas jauh lebih baik daripada para pemimpin Amerika sebelumnya.
Di sisi lain, para pemimpin Indonesia hendaknya tidak menaruh harapan berlebihan atas terpilihnya Obama. Ia tidak mungkin akan memberikan akomodasi berlebihan atas kepentingan Indonesia, hanya karena pernah tinggal di Jakarta.
Perubahan yang dijanjikan memang masih menunggu untuk dibuktikan. Akan tetapi, Obama telah membius dunia, termasuk Indonesia, bahwa pada dirinya tersimpan harapan bagi terciptanya dunia yang lebih adil dan aman.
http://smsplus.blogspot.com/2008/11/kemenangan-perubahan.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar