jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 18 Maret 2013

Salam “3 Besar” Dari LHI

Saat Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) tampil di depan publik, sejak ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap import sapi, dia selalu tersenyum dan mengarahkan salam ”tiga besar” ke arah publik. Dia terus konsisten melakukan hal tersebut, saat para pencari berita mewawancarainya atau pun saat “say helo” kepada wartawan.

Dia pun tidak banyak menjawab pertanyaan wartawan, karena urusannya sudah dilimpahkan ke kuasa hukumnya. Yang selalu dia lakukan hanya tersenyum dan mengangkat tangannya sebagai lambang salam “tiga besar”.

Isyarat ini bukan tanpa makna, bukan pula tanpa tujuan. Salam ini bukan sekedar simbol belaka, tetapi target perjuangannya di pemilu 2014. Walau dia tidak bisa berkeliling menyapa seluruh kader, namun ruh semangat perjuangannya ingin ditularkan melalui senyuman dan simbol salam "tiga besar”nya.

Karena sebuah simbol lebih tertancap dalam pikiran alam bawah sadar dari sekedar kata-kata. Sebuah simbol lebih mudah untuk diingat daripada tulisan dan kata-kata. Sepertinya LHI paham atas hal ini. Dia ingin melengkapi kehebatan orasi Anis Matta dengan simbol-simbol yang penuh makna lagi menggerakan.

Sehingga bila kekuatan simbol dipadukan dengan kekuatan kata maka sempurnalah internalisasi semangat perjuangan pada diri kader dan simpatisan yang ingin memperjuangkan PKS menjadi 3 besar di pemilu 2014.

Makna senyumannya pun memiliki isyarat kepada kader khususnya dan publik pada umumnya.

Pertama, kepada kader teruslah merealisasikan mimpi 3 besar. Kerjalah terus dan berkaryalah terus. Jangan disibukan oleh urusan hukum yang tengah dituduhkan kepadanya. Fokuslah pada pemenangan pemilu saja.

Apa yang dia sedang alami tidak akan membuatnya sedih apalagi meratapi nasibnya. Namun justru senang karena inilah resiko dari sebuah perjuangan dan resiko dari dakwah. Ketenangan dirinya akan membuat ketenangan para kader untuk tentram dan tidak goyah dalam perjuangan.

Kedua, senyumannya bermakna sebuah keyakinan, bahwa dia tidak melakukan seperti apa yang ditudukan kepadanya. Sehingga, seluruh kader merasa lega dan percaya akan ketidakbenaran tuduhan tersebut.

Pesan-pesan tersirat dari LHI ini sepertinya terbaca dengan baik oleh kader PKS sehingga kondisi yang tengah terjadi tidak pernah melemahkan semangat seluruh kader. []

Nasrulloh Mu | Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar