jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 17 Maret 2013

Anis Matta “Dijodohkan” dengan Prabowo

Idrus Dama*
Gorontalo


Melihat pergerakan Anis Matta beberapa pekan ini, beberapa pengamat politik berpandangan Anis Matta  memiki peluang besar dalam pesta demokorasi yakni Pilpres akan datang. Opini di masyarakat bahwa Anis Matta menjadi rebutan calon lain untuk dijadikan pendamping. Namun, dari isu tersebut hal menarik  adalah  Prabowo dan Anis Matta bakal berpasangan.

Kesederhanaan dan sikap dingan Anis Matta dalam menghadapi persoalan, telah menjadi tolok ukur masyarakat. Wajar jika Anis Matta menjadi rebutan. Akan tetapi, isu tersebut masih belum ditanggapi serius oleh Anis Matta. Setiap ditanya hal tersebut, hanya senyuman yang menjadi jawabannya di muka publik.

Mungkin saat ini, Anis Matta fokus dalam perbaikan PKS. Sehingga isu yang beredar tidak begitu ditanggapi serius. Meski pun toh dijodohkan, akan menjadi wacana panjang di tubuh PKS. Dalam Artian semuanya akan mengarah kepada keputusan jama’ah.

Anis Matta sebenarnya telah membangunkan Indonesia. Dia mengajari Indonesia bagaimana memimpin sebuah organisasi dengan konsep Islam, bagaiamana mengatasi masalah dengan sikap tenang. Namun sayangnya, mereka di luar sana tak jua paham bagaimana Islam yang diusung PKS untuk mengatur negeri ini.

Itu sebenarnya adalah pelajaran bagi Indonesia. Jika ingin melihat masa depan negeri ini, berkaca pada PKS. Anis Matta telah membuka tabir cahaya bagi Indonesia. Hanya saja, “mereka” gengsi untuk belajar dari PKS. Dimulai dari soliditas kader, indahnya keputusan musyawarah, bahkan konsep sami’na wa ato’na telah dicontohkan oleh PKS dibawah pimpinan Anis Matta saat ini.

Lalu bagaimana dengan opini, Anis Matta-Prabowo ke Pilpres?

Menurut saya sih boleh saja, hanya satu syaratnya, Prabowo harus “liqo”  pada  Ustad Anis. Agar Prabowo nantinya akan sehati dengan Anis Matta dalam memimpin negeri ini nantinya. An is Matta akan mendidik  Prabowo bagaimana PKS nantinya menahkodai sebuah negara. Jika hal demkian menjadi nyata, maka PKS tidak punya alasan untuk menolak Prabowo. Akhir kata, Prabowo harus "liqo" sebelum melamar Anis Matta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar