Jakarta - Anggran Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pada tahun 2012 meningkat
daripada tahun-tahun sebelumnya, dari total Rp 6,3 triliun pada tahun
2011 menjadi Rp 7,4 triliun pada tahun 2012.
“Saya menghimbau kepada seluruh pengelola fasilitas kesehatan Jamkesmas
agar jangan pernah sekalipun mengabaikan pelayanan kesehatan kepada
orang miskin, utamanya anak/balita miskin yang orang tuanya jelas-jelas
pemegang kartu Jamkesmas. Jangan sampai ada lagi kejadian Orang Miskin
Dilarang Berobat,” ujar Anggota Panja Jamkesmas Komisi IX Herlini Amran
di Gedung DPR, Minggu (08/07).
Dikatakan Herlini, Ini merupakan jaminan dari Pak Wamenkes ketika Rapat
Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR hari Senin 02 Juli 2012 lalu,
sehingga “kalau terjadi lagi kasus seperti itu, mestinya hukum harus
ditegakkan!” desaknya.
Lebih jauh Anggota FPKS ini mengatakan, Kasus-kasus pasien Jamkesmas
ditolak Rumah Sakit masih terus bermunculan. Masih banyak orang miskin
yang tengah merintih kesakitan karena hak layanan Jamkesmasnya diabaikan
Pemerintah. “Seperti kasus yang lagi ‘tren’ saat ini, yaitu ditolaknya
bayi atau balita sakit di sejumlah fasilitas kesehatan penyelenggara
Jamkesmas karena mereka dianggap tidak memiliki kartu Jamkesmas. Padahal
orang tuanya berstatus miskin dan jelas-jelas pemegang kartu Jamkesmas."
Herlini mengatakan, Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Konstitusi
telah mewajibkan negara menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi
rakyatnya. Undang-Undang juga mewajibkan negara memberikan pelayanan
kesehatan bagi orang miskin dan tidak mampu. Untuk itu menurut Herlini,
“Sebelum beroperasinya BPJS Kesehatan, Pemerintah harus memaksimalkan
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan
Persalinan (Jampersal) dalam rangka menjalankan amanah konstitusi yaitu
memberikan pelayanan kesehatan bagi orang miskin dan tidak mampu,”
ujarnya.
Legislator dapil Kepulauan Riau juga mengingatkan Pemerintah untuk
segera membuat cadangan anggaran Jamkesmas guna mengantisipasi
kasus-kasus penolakan orang miskin berobat ke rumah sakit yang mana
jaminan kesehatannya samasekali belum terkaper.
Jika mekanisme ini tidak diciptakan, “Saya berkeyakinan dalam dua tahun
kedepan kasus-kasus seperti itu akan terus mewarnai pemberitaan media.
Janganganlah penderitaan orang miskin ini dieksploitasi negara
terus-terusan, karena sebenarnya solusinya sudah jelas! Masalah klasik
seperti keterlambatan pencairan klaim, buruknya perlakuan terhadap
pasien Jamkesmas, rendahnya kavitasi provider, kekurangan tempat tidur,
dan rendahnya utilisasi program; hendaknya tidak terjadi lagi dimasa
kepemimpinan Bu Menkes baru”, tutupnya.
Sumber: PKS Piyungan
jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar