jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 25 Juli 2011

PKS Garap Buruh-Petani-Nelayan

ANTARA - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Tengah siap menggarap potensi pemilih berasal dari unsur buruh, petani, dan nelayan, yang jumlahnya relatif besar di provinsi itu.

"Kalau 10 persennya saja berhasil dioptimalkan, tentu akan memberi potensi suara yang signifikan," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Tengah, Abdul Fikri Faqih, ketika membuka rapat koordinasi bidang buruh, petani, dan nelayan partai itu, di Semarang, Sabtu.

Ia mengemukakan, potensi tiga unsur tersebut khususnya petani dan nelayan di Jawa Tengah cukup besar.

"Sekitar 60 persen penduduk Jawa Tengah bermata pencaharian sebagai petani," kata Abdul yang juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah itu.

Ia mengatakan, upaya untuk menarik suara dari buruh, petani, dan nelayan, tidak harus dengan menjadikannya sebagai kader.

Ia menjelaskan, PKS saat ini lebih dikenal sebagai partai kader, dan bukan massa.

Meski menjadi partai kader, ia mengharapkan, suara dari tiga unsur itu dapat pula menjadi massa pendukung.

"Sebagai bidang baru di PKS, peluang besar ini harus bisa dimanfaatkan," katanya.

Oleh karena itu, katanya, para pengurus di tingkat daerah harus kreatif dalam menyiapkan program untuk ditawarkan.

Saat rapat koordinasi itu juga disampaikan pengarahan oleh Ketua Bidang Buruh, Petani, dan Nelayan PKS Jawa Tengah, Antoni Arnanda serta penyampaian materi dari pengamat ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, FX Sugiyanto.

Sumber: PKS Jateng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar