Walaupun bulan Rajab hampir habis dan akan memasukki bulan Syaban tetapi menggali hikmah bulan Rajab tak akan habis. Apalagi pada bulan tersebut 14 abad yang lalu telah terukir dalam sejarah Islam satu peristiwa yang sangat menakjubkan dan sulit diterima oleh jangkauan akal manusia.
Peristiwa tersebut adalah Isro dan Miroj yaitu suatu peristiwa dimana Sang Maha Pencipta pemilik rahasia alam semesta memperjalankan seorang hambanya yang suci Muhammad SAW dalam dua perjalanan akbar. Perjalanan melintasi alam nyata dari Masjid Al Haram Makkah ke Masjid Al Aqsa Yerussalem Palestina serta perjalanan melintasi alam nyata ke alam ghaib dengan pembukaan tabir pembatasnya dari alam dunia ke alam masa depan.
Tujuan dari peristiwa itu cukuplah dua ayat Allah dalam kitabnya yang suci dan yang terjaga Al Quran Al Karim surat Al Isro’ ayat 1 dan An Najm ayat 13-18 yaitu untuk diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagian kecil dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan Sang Penguasa alam semesta. Kalau ditinjau secara akal peristiwa tersebut akanlah sulit terutama untuk peristiwa mi’raj, adapun untuk peristiwa isra’ pada zaman sekarang sudah dapat dibuktikan dengan teknologi.
Lepas dari itu semua dan runtutan peristiwa yang ada, banyak hikmah yang dapat diambil. Tetapi sebelum mengupas hikmah yang perlu kita pilah ada 4 peristiwa besar berkenaan dengan isro’ mi’raj. Peristiwa tersebut adalah:
1. Peristiwa sebelum kejadian isro’ mi’roj
2. Peristiwa isro’
3. Peristiwa mi’raj
4. Peristiwa sesudah kejadian isro’ mi’roj
Peristiwa sebelum kejadian isro’ mi’roj
Sebelum kejadian isro’ mi’roj, umat Islam dan Nabi yang Agung mendapatkan suatu ujian yang sangat berat. Ujian itu adalah pemboikotan kaum kafir Quraisy dan sekutunya terhadap umat Islam, wafatnya pendamping dan penyokong dakwah Nabi saw ummul mukminin Khadijah dan pamannya Abi Thalib serta penolakan dan penghinaan oleh bani Tsaqif di Thaif. Kempat ujian tersebut merupakan ujian yang berat bagi Nabi dan umat Islam saat itu. Puncaknya adalah dengan hati yang pedih Nabi saw mengadukan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla Sang Maha Penghibur bagi hambanya yang mengadu dengan lantunan do’a yang khusyuk dan harap.
Peristiwa isro’
Allah swt memberikan penghibur pertama kepada Nabi saw berupa perjalanan yang menakjubkan untuk ukuran zamannya. Jarak antara Makkah dan Yerusalem Palestina ditempuh berhari-hari dengan perjalanan biasa tetapi dapat ditempuh dengan sekejap mata. Teknologi masa depan yang digunakan Nabi saw pada zamannya atas izin Allah swt. Diperlihatkan pula kepada Nabi saw peristiwa yang terjadi dan terekam sempurna selama perjalanan itu termasuk cirri-ciri masjid Al Aqsa seperti halnya rekaman peristiwa dalam perjalanan biasa. Ketika di Al Aqsa, Nabi saw berjumpa dengan para Nabi as dan sholat bersama di sana. Hal ini menunjukkan bahwa para Nabi as memiliki tugas yang sama dengan Nabi saw yaitu mengajak segenap umat manusia untuk berislam, tunduk dan sujud hanya kepada Allah Yang Esa dan Nabi saw yang merupakan nabi penutup dan penyempurna bangunan dakwah islam dan risalah keselamatan itu. Terkadang manusia pada saat ini sering memilah-milah agama berdasarkan risalah yang dibawa oleh para nabi. Padahal agama atau risalah yang dibawa oleh para nabi adalah satu, yaitu Islam, agama keselamatan, agama para penghuni surga Allah.
Peristiwa mi’roj
Allah swt kemudian memberikan penghibur kedua kepada nabi Naw berupa perjalanan yang lebih dan sangat menakjubkan lagi, yaitu perjalanan ke alam ghoib, lapisan langit yang tertinggi dan gambaran masa depan sesudah mati berkenaan dengan balasan amal. Ketika tabir itu dibukakan oleh Sang Maha Hebat Allah ‘azza wa jalla, terlihat oleh Nabi saw peristiwa demi peristiwa yang sangat sulit dicerna akal manusia kecuali dengan kebeningan iman dan hati seorang hamba. Lengkap terekam oleh Nabi saw peristiwa-peristiwa yang dilalui seolah peristiwa tersebut berjalan detik demi detik hitungan manusia di alam dunia. Tabir alam dimensi lain terbuka, Nabi saw melihat lapisan langit yang disambut oleh saudaranya para nabi as dengan sapaan marhaban bil akhis shalih (selamat datang wahai saudaraku yang shaleh). Terlihat strategi dan tipu daya musuh abadi manusia, iblis laknatullah dengan dunia yang fananya. Terlihat kenikmatan surga dengan segala fasilitas yang ada yang jauh berbeda dengan fasilitas kemewahan di dunia. Terlihat kesengsaraan di neraka yang disiapkan untuk hamba Allah yang mendustakan kebenaran hakiki. Dan puncaknya adalah kenikmatan yang diberikan pada Nabi saw yaitu berkomunikasi langsung dengan Allah dan sekaligus beliau diberikan satu risalah syariat shalat, tiang penyangga keselamatan manusia setelah syahadat.
Peristiwa sesudah kejadian isro’ mi’roj
Setelah dua peristiwa tersebut, Nabi saw khabarkan kepada segenap manusia di Makkah. Terjadi guncangan dalam hati dan masyarakat, antara percaya dan tidak percaya bagi umat islam dan keanehan serta kemustahilan bagi kaum kafir. Keimanan teruji setelah peristiwa itu, diantaranya adalah shahabat karib beliau Abu Bakar menerima dengan ucapannya yang mantap sehingga beliau mendapat gelar As Shidiq (yang jujur) jujur menerima kenyataan iman. Suatu keniscayaan peristiwa yang ada yang terjadi dan bertentangan dengan akal manusia tetapi tidak bagi hati yang disinari oleh hidayah dan keimanan.
HIKMAH
Dari rentetan sejarah nyata isro’ mi’roj dapatlah dipetik beberapa hikmah dari sekian banyak hikmah yang terkandung. Diantaranya adalah:
1. Hendaklah kita selalu menggantungkan diri kepada Sang Maha Tempat Berharap bagi hambanya. Dialah tempat meminta dan berharap. Dialah Sang Khaliq yang tidak pernah mengecewakan hambanya yang selalu berharap dengan khusyuk dan cinta. Berbeda dengan manusia yang akan selalu mengecewakan bagi manusia lainnya yang berharap apalagi bila manusia telah berada pada puncak kekuasaan dan materi dan hatinya tidak disinari oleh cahaya hidayah.
2. Sesuatu yang mustahil bagi manusia tidak berlaku bila Allah berkehendak. Sehingga manusia diharapkan memiliki optimisme yang tinggi dalam menghadapi kehidupan dan menjalani kehidupan itu sendiri. Kehidupan di dunia hanyalah sekejap kedipan mata atau bahkan kurang dari itu dibandingkan dengan kehidupan di akhirat yang kekal dengan segala bentuk balasannya baik balasan baik maupun balasan buruk.
3. Kenikmatan iman tidak mungkin tercapai bila hati masih tertutup dengan keraguan dan kenyataan kehidupan yang ada. Apalagi bila hanya dibatasi kemampuan akal manusia yang terbatas atau pandangan nyata mata manusia yang lebih terbatas lagi.
4. Peristiwa isro’ mi’roj tidak terpisah dengan perintah shalat. Kekuatan sholat bagi seorang hamba akan membuka pintu kejumudan berpikir dan membersihkan kebebalan hati yang kotor. Dengan sholat pula akan meng-isro’ mi’roj-kan manusia ke dalam kedudukan mulia di antara hamba-hambanya yang mulia yang telah diberi kenikmatan oleh Allah swt dari golongan para nabi, shidiqqin, syuhada dan shalihin. Juga akan mengikat para hamba-hambaNya yang demikian dalam satu ikatan yang utuh, lepas dari ikatan nasab, ras maupun kepentingan keduniaan lainnya yang fana.
Sumber: Al Furqon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar