jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Rabu, 01 September 2010

Sponsored By Yahoo The Pain Relief Clinic Singapore Fast relief of your neck, back & knee pain. www.painrelief.com.sg Guaranteed $10,000+/Month Forex Trading Automated Forex Trading Power Tool. One-time fee, now only $139.00. www.sfxrobot.com Aplikasi Ponsel Nokia - Eksismeter Dekatkan dirimu dengan komunitas online melalui fitur Email, IM & SMS. www.nokia.co.id/c3 > Berita Terpopuler * Korban Tewas Menjadi Delapan Orang * Kejagung Sita Belasan Miliar Dana PT SRD * Presiden SBY Diminta Bersikap Lebih Tegas * Peneliti CSIS: SBY Tidak Tegas * Palestina Alami Defisit Sampai US $ 1,2 Miliar * Pengungsi Sinabung Hibur Diri dengan Menyanyi * PBHI: Batalkan Pembangunan Gedung Baru DPR * Mahfud Sidik: Pidato Presiden SBY Hanya Pengulangan * Obama Adakan Rapat Bahas Timur Tengah * Korban Lumpur Sidoarjo Kembali Berunjuk Rasa Hidayat Nur Wahid: Siap Damai, Siap Perang

Liputan6.com, Jakarta. Sikap diplomasi pemerintah Indonesia terhadap Malaysia yang lembek membuat geram kalangan anggota DPR. Sebab, berbagai pelecehan yang dilakukan pemerintah Malaysia hanya dihadapi dengan jalur damai ketimbang ada sikap yang lebih keras. "Bila kita siap damai, berarti berani berperang," ujar anggota DPR Hidayat Nur Wahid, dalam pertanyaannya kepada jajaran Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) dan Kementerian Luar Negeri dalam rapat kerja membahas pengelolaan wilayah Perbatasan Berbasis Maritim oleh Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (31/8) malam.

Padahal, menurut anggota Fraksi dari Partai Keadilan Sejahtera, pemerintah Indonesia terus membangun dan mempertahankan perdamaian dan kedaulatan negara. Namun, sikap itu masih dipertanyakan anggota Komisi I tersebut kepada jajaran Kementerian Polhukam yang terdiri dari Menteri Pertahanan, Kepala Badan Intelijen Negara, dan Polri.

Ditambahkan Hidayat, masalah perbatasan dengan luasnya wilayah maritim Indonesia menjadi hal penting untuk disikapi bersama. Karena hal itu selain terkait dengan insiden Tanjung Berakit, Kepulauan Riau, dua pekan silam, sehingga memicu hubungan Indonesia dan Malaysia semakin renggang.

Tak pelak, masih menurut Hidayat, perbatasan wilayah pun harus disikapi dengan jalinan koordinasi yang kuat antarinstansi yang ada. Terutama, instansi militer.(ANS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar