jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 10 Mei 2009

Riset LRI, SBY-HNW Tertinggi


JAKARTA. Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Jusuf Kalla dan Wiranto (JK-Win) yang diusung Partai Golkar dan Hanura berpeluang besar menyaingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diusung Partai Demokrat pada Pilpres 8 Juli 2009.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Lembaga Riset Informasi (LRI), Johan Silalahi, ketika menyampaikan hasil survei lembaganya tentang Peluang Capres dan Cawapres Menuju Pilpres Juli 2009 di Jakarta, Sabtu (9/5).Ia mengatakan, hasil survei nasional LRI yang dilakukan pada 3-7 Mei lalu menunjukkan, JK-WIN mendapatkan suara sebesar 27,6 persen atau masih di bawah SBY yang dipasangkan dengan Hidayat Nurwahid (HNW) yang memperoleh 36,2 persen. Namun, Johan memperkirakan, JK-Win menjadi pesaing berat SBY pada pemilihan presiden mendatang.

Menurut dia, peluang JK-Win cukup besar karena Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Hanura, Wiranto, telah mengumumkan lebih awal pencalonan diri mereka menjadi bakal pasangan capres dan cawapres. Posisi di bawah SBY-HNW adalah SBY-Boediono (19,2 persen), SBY-Sri Mulyani (11,4 persen), SBY-Hatta Radjasa (10,2 persen), SBY-Aburizal Bakrie (8,6 persen), dan SBY-Akbar Tandjung (4,1 persen).

Menyimak hasil survei LRI, Wakil Ketua DPP PKS, Zulkieflimansyah, menilai itu tak lebih sebagai penegas tingginya daya keterpilihan (elektabilitas) HNW di mata masyarakat. ''Dari semua survei yang dilakukan, HNW memang selalu teratas dan cawapres paling populer untuk SBY,'' ujar Zulkieflimansyah kepada Republika, Sabtu (9/5).Karena itu, Zulkieflimansyah melanjutkan, jika SBY ingin memenangkan pertarungan pilpres dalam satu putaran, HNW adalah figur yang tepat menjadi pendampingnya.

Kemungkinan Berubah

Terpilihnya SBY-HNW dalam riset LRI, menurut pengamat politik dari Charta Politika, Bima Arya, tidak mengejutkan. ''Antara SBY dan HNW sama-sama memiliki pencitraan yang cukup bagus,'' katanya. ''Tidak salah jika masyarakat atau responden memilihnya.'' Bima menambahkan, jika pasangan SBY-HNW maju pada pemilihan presiden mendatang, kemungkinan besar akan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Namun, lanjut dia, dengan adanya komunikasi politik dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), kemungkinan peta akan berubah.

Selain itu, hasil survei LRI juga mencatat bahwa capres Megawati Soekarnoputri yang dipasangkan dengan cawapres Prabowo Subianto hanya mendapat suara 19,1 persen. Sebanyak 17,1 persen responden lainnya menyatakan belum menentukan pilihannya. ''Tampaknya, duet Megawati-Prabowo akan mengalami sedikit kesulitan untuk bisa bersaing dengan SBY bila dibandingkan dengan JK-WIN,'' katanya.

Survei LRI dilakukan di seluruh provinsi dengan cara menyebarkan kuesioner pada 2.066 responden di 33 provinsi. Survei tersebut memiliki tingkat kesalahan sebesar plus minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.LRI juga memprediksikan, bila pada pilpres muncul tiga nama pasangan capres/cawapres, kemungkinan besar akan ada putaran kedua pelaksanaan pemilihan presiden. "Namun, bila pada 8 Juli nanti hanya ada dua pasangan calon yang maju pada pilpres, hasil survei juga menilai bahwa pemilihan presiden akan kurang menarik," kata Johan yang juga pengamat politik tersebut.


Sumber: smsplus.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar