jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Rabu, 14 Januari 2009
IRDI: Hidayat Terpopuler, Tifatul Terendah
INILAH.COM, Jakarta. Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menjadi calon presiden muda terpopuler. Sementara rekannya di PKS Tifatul Sembiring menjadi calon presiden muda yang juga terpopuler, namun berada di urutan terakhir.
Popularitas itu terungkap melalui survei yang dilakukan Indonesia Research and Development Institute (IRDI), yang menebar sampling ke 2.000 responden di 33 provinsi dan 200 desa/kelurahan. Survei dibagi dua kategori antara capres terpopuler dan capre/wapres terpopuler.
“Kita sudah melakukan survei dari April-Oktober. Yang muncul beberapa nama, dan seluruhnya tokoh muda. Responden yang menjawab sebanyak 54,89% ,” kata Direktur IRDI Notrida G Mandica Noor, di acara dialog ‘Pemimpin Masa Depan Indonesia, di Hotel Nikko, Jakarta, Kamis (11/12).
Hasilnya, Hidayat mucul sebagai pemenang dalam kategori capres/cawapres terpopuler, dengan memperoleh 32,92%. Disusul berturut-turut Andi Mallarangeng (23,99%), Soetrisno Bachir (11,91%), Anas Urbaningrum (8,14%), Adhyaksa Dault (8,06%), Rizal Mallarangeng (5,43%), Hatta Radjasa (2,45%, dan Tifatul Sembiring (1,3%).
Untuk kategori capres muda terpopuler, Hidayat kembali menduduki peringkat pertama dengan 33,05%. Disusul Andi Mallarangeng (24,05%), Soetrisno Bachir (11,51%), Adhyaksa (8,45%), Anas Urbaningrum (8,17%), Rizal Mallarangeng (5,48%), Hatta Radjasa (3,16%), dan Tifatul Sembiring (1,95%).
Dalam melakukan survei, kata Notrida, pihaknya tidak menggunakan metode framing (penentuan nama), tapi metode bebas. Responden rata-rata berusia 17 tahun atau sudah menikah, dengan proporsi laki-laki 50% dan perempuan 50%. Sementara di pedesaan 57,3% dan perkotaan 42,7%, dengan tingkat kepercayaan 95% dan error sampling 2,19%.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar