jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Jumat, 15 Maret 2013

Ke Mana Pun Aku Pergi Selalu Ketemu Kader PKS

Semasa kuliah, aku termasuk mahasiswa yang tidak suka berorganisasi atau kesibukan lainnya yang tidak terkait langsung dengan perkuliahanku. Hari-hariku hanya diisi dengan kuliah dan kegiatan di laboratorium elektro. Kalaupun ada kegiatan diluar kuliah, paling banter menghadiri kajian di masjid kampus itu pun sifatnya pasif.

Kesadaranku untuk aktif beroraganisasi justru muncul setelah wisuda akhir tahun 2000 di Malang, aku merasa perlu memperluas pergaulan dan pilihanku adalah organisasi Islam. Cuma aku bingung, organisasi apa yang harus aku ikuti.

Salafy, Jamaah Tabligh, Hizbut Tahrir dan Pengajian mengenal Juz  adalah beberapa yang pernah mewarnai langkahku. Tapi semua itu belum bisa memuaskan dahagaku walau sudah berulang kali kubaca buku atau majalah dari mereka.

Aku senang mengunjungi masjid-masjid di Malang yang belum pernah aku shalat disana, walau harus naik angkot karena waktu itu belum punya motor dan jika ada pengajian disitu biasanya aku sempatkan utk ikutan. Hingga suatu hari  ada pengumuman undangan Mabit di sebuah masjid di perumahan dieng malang, aku lupa nama masjidnya.

Aku datangi acara mabit tersebut , subhanallah aku datang duluan karena Isya disana dan peserta yang lain belum ada kecuali ta’mir. Disitulah aku disapa oleh sang ta’mir (lupa namanya, klo tidak salah ustadz alumni Yaman yg dikemudian hari pindah ke surabaya dan digantikan oleh ust Jalaluddin). Sapaan sang Ustadz sangat menyentuh hati, beliau menyapa seolah-olah sudah kenal lama dengan ku hingga aku betah utk menunggu acara mabit dimulai. Pada acara itulah aku mengenal orang-orang yang dikemudian hari aku tahu kalau mereka kader-kader Partai Keadilan.

Kegiatan-kegiatan kulalui hingga aku mengenal liqo pertamaku, bahkan di kemudian hari justru aku dan adik-adik tingkat ku mendeklarasikan berdirinya KAMMI  di mantan kampus ku. Banyak kegiatan KAMMI yang kuikuti justru pada saat aku bukan mahasiswa lagi.

Tarbiyahku di Malang tidak berlangsung lama karena desember 2003 pindah kerja di Surabaya, dengan rekomendasi lisan dari murabbi ke pengurus DPD PKS Surabaya disinilah aku mulai merasakan kegiatan struktur PKS walaupun hanya di level DPC (DPC PKS Tegalsari).

Cerita berlanjur ketika desember 2004 aku harus pindah ke Indragiri Hilir Riau, sebuah tempat di pedalaman yang hanya bisa ditempuh dengan speed boat, tapi anehnya di tempat ini aku masih menemukan kader-kader PKS yang jumlahnya tidak sedikit. Aku bertekad setahun disini harus nikah, ndak tau dengan siapa karena tidak pernah pacaran, aku yakin Allah akan membantuku lewat jamaah ini.

Setelah menikah 2005 dan punya anak ke-2 di tahun 2009 rasa-rasanya disini aku akan menetap lama. Tapi Allah ternyata punya rencana lain. Juni 2010 aku pindah ke Denpasar dan lagi-lagi aku bertemu dengan kader-kader PKS. Berbekal surat mutasi Tarbiyah dari Riau aku lanjutkan tarbiyah di Denpasar.

Pebruari 2011 aku pindah lagi tapi tidak jauh masih di Bali tepatnya di kabupaten Tabanan dan bisa ditebak aku bertemu lagi dengan kader-kader PKS, maka aku lanjutkan lagi terbiyahku di Tabanan. Pokoknya kemanapun Allah takdirkan aku pergi, tidak akan kutinggalkan jamaah ini. Jamaah yang mengenalkan kepadaku tentang banyak hal.

Terimakasih Ya Allah , telah pertemukan aku dengan PKS.


Eko Mahendro
pin BB 2965c592

*Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar