Ulama kharismatik Suriah dan Murabbi (sufi) besar, Syeikh Dr. Rajab Dieb mengajak umat Islam memadukan antara pendidikan akal dan pendidikan qalbu. Perpaduan, kesimbangan dan keharmonisan antara keduanya akan saling melengkapi dalam mengarah kepada kesempurnaan. Perpaduan keduanya guna mencegah kebodohan dan terhindar dari penyakit qalbu (rohani) yang lebih berbahaya dari penyakit jasad, qalbu sehat, hati bersih adalah dasar pembentukan nilai-nilai akhlak mulia.
Nasehat ini disampaikannya dua hari menjelang keberangkatan ke Indonesia dalam rangka turut partisipasi dalam Multaqa al-Shufi al-Alami (Forum Sufi Internasional) yang diselenggarakan PBNU di Jakarta dari tanggal 15-18 Juli 2011.
Syeikh Rajab menyampaikan itu kepada Dubes RI di Damaskus, Wahib Abdul Jawad.
Sebagaimana diketahui, Syeikh Rajab merupakan sosok yang sangat dicintai masyarakat, penampilannya sederhana namun rapi dan anggun, gaya dakwahnya juga mudah dicerna oleh semua kalangan, tutur katanya indah dan menarik, membuat lawan bicara siapapun dia akan merasa dekat dan terinteraksi dengan beliau.
Dalam kunjungan lebih dari satu jam itu dengan bahasa Arab yang fasih, ia menyampaikan banyak hal, khususnya yang menyangkut situasi ummah saat ini.
Di antara pesan beliau yang menarik adalah penegasannya bahwa kiat untuk meraih kesuksesan terdapat pada dua kata kunci yang dimulai dengan huruf H.
Huruf H yang pertama yaitu hadaf yang berarti target. Huruf H kedua yaitu himmah berarti semangat dan tekat kuat. Dua hal ini yg menurut Syeikh merupakan kunci keberhasilan.
Lebih jauh, beliau menjelaskan bahwa hadaf haruslah berada dalam koridor mencari rida Allah SWT dengan keikhlasan, sudah barang tentu karena mencari rida Allah, berarti amalan yg dikerjakan adalah amalan islami insani yang dapat memberikan manfaat bagi diri dan orang lain (masyarakat).
Sedangkan himmah adalah wasilah menuju hadaf, dengan mengerahkan segenap kekuatan maksimal yang ada dalam melakukan amalan tsb, dengan perencanaan rapi dan kerja yang teliti, setelah itu menyerahkan semuanya kepada Allah SWT dengan penuh percaya diri dan optimisme.
Kerja tanpa target, tak jelas arahnya dan tidak akan menghasilkan capaian yang diharapkan. Sebaliknya memiliki target tapi tidak diiringi dengan himmah, hanyalah angan-angan yang mustahil bisa menjadi kenyataan. Perpaduan terget dengan himmah saling menyempurnakan untuk meraih keberhasilan. */Amiruddin Thamrin, Damaskus-Suriah
Sumber: Hidayatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar