jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Minggu, 20 Juni 2010

RSUD Salah Deteksi Darah Pasien Lapor ke DPRD

SUKOHARJO. Dinilai salah mendiagnosis golongan darah pasien penderita penyakit diare, RSUD Sukoharjo mendapat kritikan keras dari Komisi IV DPRD Sukoharjo. Hasil tes di rumah sakit itu, golongan daerah pasien adalah O.

Namun tes yang dilakukan di PMI Sukoharjo menunjukkan golongan darah yang bersangkutan adalah A. Dalam klarifikasinya, salah satu perawat di RSUD Sukoharjo, Sri Widiastuti menjelaskan, kejadian itu berawal saat Witono (51) warga Nguter, Sukoharjo, pasien diare masuk RSUD Kamis (17/6).

Sebelum masuk RSUD, golongan darah pasien dicek, yang hasilnya golongan darah O. Namun pihak rumah sakit kehabisan darah golongan O, sehingga pasien langsung dibawa ke PMI. “Saat darah dicek di PMI ternyata golongan darahnya A, bukan O,” ujar Sri, perawat yang menangani Witono.

Menurut Sri, memang saat pertama kali masuk RSUD, kondisi pasien sudah parah. Dia membantah bahwa pihak RSUD salah dalam mendiagnosa golongan darah. Demikian pula, Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Dr Gunadi menegaskan, pihaknya tidak salah dalam mendiagnosa golongan darah. Hanya saja pihaknya akan melakukan pengecekan ulang kondisi pasien. "Kami belum tahu sebelumnya sehingga harus dilakukan pengecekan ulang pada pasien," imbuhnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, M Samrodin mengatakan, kesalahan diagnosis darah pasien adalah tindaskan yang tidak rasional. Pasalnya, RSUD Sukoharjo telah meningkat dari tipe C ke tipe B.

“Ini sangat fatal. Karena jika salah memberikan darah bisa berujung pada kematian pasien. Apakah pihak RSUD mau bertanggung jawab?” tegasnya.

Karena itu, diharapkan pihak RSUD lebih berhati-hati dalam menagani pasien, agar ke depan tidak lagi terjadi kesalahan diagnosis dan pemberian obat. “Ini sangat serius, jadi jangan main-main. Apalagi tipe rumah sakit ini sudah berganti, seharusnya kualitas pelayanan juga harus ditingkatkan,” jelasnya.

Telantar

Pada bagian lain, pasien lain juga mengeluhkan ketidaknyamanan ruang ICU RSUD Sukoharjo, karena tempat itu masih direnovasi. Akibatnya, pasien merasa telantar, karena harus berbagi ruangan dengan tempat lainnya, seperti di ruangan pasien cempaka yang kebanyakan pasien penyakit biasa.

Melihat kondisi tersebut, Suryanto anggota Komisi IV meminta pihak rumah sakit mencarikan tempat yang layak khusus bagi pasien ICU. Pasalnya, pasien yang dirawat di ruang ICU harus steril dari kondisi sekitar, dan tidak boleh terganggu oleh kondisi pasien-pasien lain di sekitarnya. “Pasien ICU butuh ketenangan, jadi tidak mungkin dititipkan,” jelasnya.

Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Dr Gunadi mengatakan, penitipan itu sifatnya sementara, karena ruang ICU direnovasi dari Rabu (16/6) hingga Senin (21/6). Sementara jika harus mencari ruangan lain, pihaknya terkendala alat dan tenaga untuk memindahkan barang. (mal)

Sumber: Harian Joglosemar Online


Salah diagnosa, Komisi IV tuding laboratorium RSUD teledor


Sukoharjo (Espos). Komisi IV menilai laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo teledor menyusul ditemukannya pasien yang mengalami salah diagnosa golongan darah.

Berdasarkan hasil pengecekan laboratorium rumah sakit (RS), golongan darah pasien dinyatakan O. Namun demikian setelah diperiksa Palang Merah Indonesia (PMI) terdapat perbedaan diagnosa golongan darah di mana pasien ternyata memiliki darah A.

Informasi yang dihimpun di RSUD, pasien yang mengalami salah diagnosa golongan darah bernama Tri Witono. Yang bersangkutan mengalami diare selama dua pekan namun baru Kamis (17/6) dibawa keluarga ke RS.

Salah seorang anak pasien, Susi mengatakan, golongan darah sang ayah A. Namun demikian, pihak RS ngotot golongan darahnya O. “RS sempat ngotot golongan darah bapak O. Untungnya stok darah di RS sedang habis sehingga belum sempat ada transfusi,” ujarnya ketika dijumpai wartawan, Jumat (18/6).

Mengetahui stok darah O habis, Susi menambahkan, keluarganya langsung mencari bantuan darah ke PMI. Setelah menunjukkan sampel darah, PMI menyatakan darah ayahnya A. “Untunglah kemarin itu stok darah habis. Kalau tidak bagaimana jadinya,” tandas dia. Sekarang ini, Susi menerangkan, ayahnya sudah ditranfusi dengan darah A.

Wakil Ketua Komisi IV, Sudarsono menengarai kesalahan diagnosa disebabkan keteledoran laboratorium RS. “Terjadinya kesalahan diagnosa darah ini tentu sangat kami sayangkan. Kami perkirakan kesalahan itu disebabkan keteledoran laboratorium,” jelasnya.

Sementara itu dikonfirmasi di tempat yang sama, Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD , dr Gunadi mengaku belum mengetahui mengenai kejadian kesalahan diagnosa darah. “Masalah itu saya belum tahu. Nanti secepatnya akan kami cek,” terangnya.

Sumber: Solopos Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar