jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 04 Januari 2010

Isu Penggunaan "Allah" oleh Non Muslim Harus Disikapi Bijaksana


KUALA LUMPUR. Isu penyebutan kalimat "Allah" oleh penganut non Islam di Malaysia merupakan hal yang sensitif dan harus disikapi secara bijaksana.
Pandangan ini dikemukakan Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat Datuk Seri Shahrizat Abdul Jalil kepada pers di Kuala Lumpur. Menteri juga menyerukan bahwa semua pihak di negerinya untuk berlaku bijak. "Sebenarnya, banyak orang non Islam di Malaysia yang menerima hakikat sebutan 'Allah yang Maha Esa' itu memang khusus untuk orang Islam. Saya khawatir isu ini akan membesar dan mesti ditangani dengan bijaksana," tegasnya.

Menteri menyadari bahwa dalam sesebuah negara majemuk seperti Malaysia, adat, budaya, dan etika selain perundangan resmi juga amat berperan untuk menjamin keharmonisan kehidupan rakyatnya.

Datuk Shahrizat, yang juga Ketua Pergerakan Wanita UMNO menyatakan bahwa pihaknya masih akan melihat perkembangan kasus ini serta menantikan perkembangan keputusan peradilan resmi negara.

Seperti diketahui, umat Katolik di Malaysia baru-baru ini mendapatkan pembenaran secara legal untuk menggunakan kata "Allah" tersebut. Gereja Katolik dibenarkan menggunakan perkataan Allah dalam penerbitan mingguannya, 'Herald - The Catholic Weekly' setelah Mahkamah Tinggi berpendapat bahawa setiap individu mempunyai hak untuk menggunakan perkataan Allah. (bernama/irf)


Sumber: Republika Newsroom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar