jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Jumat, 22 Januari 2010

Dukungan facebookers hingga karangan bunga untuk Pak Guru Murdiyanto


Murdiyanto dengan busana cokelat muda menatap lurus ke depan. Tidak ada yang istimewa dalam foto profil grup facebook itu kecuali sosok pengajar yang teguh memegang komitmen tentang kejujuran meski ancaman pencabutan sertifikasi hingga pemecatan membayang di mata.

Judul grup facebookers yang muncul di dunia maya pada pekan lalu itu adalah Gerakan 1 juta facebookers dukung Murdiyanto. Lahirnya grup facebookers itu dilatarbelakangi ancamanan pemecatan dari Dinas Pendidikan (Disdik) kepada Murdiyanto karena yang bersangkutan dinilai telah menodai citra institusi.

Bentuk penodaan tersebut terjadi ketika Murdiyanto dengan lantang memprotes mengenai setoran uang terimakasih senilai Rp 600.000/orang kepada Dinas Pendidikan (Disdik) sebagai imbalan Disdik telah membantu mengurus pencairan tunjangan sertifikasi guru.

Bukannya mengambil kebijakan merespons dan menyelidiki laporan Murdiyanto, Disdik justru melakukan pemanggilan, pembinaan hingga ancamanan pemecatan kepada yang bersangkutan. Murdiyanto yang menghadapi semuanya itu sendirian, tanpa advokasi dan bekal pengetahuan hukum yang memadai, akhirnya mengambil keputusan mengalah. Di bawah tekanan para staf Disdik, Sabtu (21/1) Murdiyanto pun mencabut segala pernyataannya di media dan di dewan agar dirinya tidak dipecat.

Berdasar pantauan Espos, sebanyak 851 facebookers menyuarakan dukungannya kepada Murdiyanto. Salah satu dukungan datang dari Xgt Wib yang menyuarakan, “Dukung lapor ke KPK wae po men dikukut kabeh aparat ning Sukoharjo! Sisan Wae. Dukung Pak Murdiyanto! Merdeka!”

Hal senada juga disampaikan facebookers lain, Yulianto Chan yang meyerukan, ”KKN masih subur di tanah Sukoharjo Makmur, tetapi tidak banyak orang yang berani meneriakkan kebenaran. Mari kita dukung guru kita yang berani. Dan bagi kita mari belajar berani membela kebenaran dari beliau.”

Dua dukungan dari facebookers tersebut mewakili ratusan facebookers lain yang menyampaikan suara senada untuk Murdiyanto. Ya, sementara di dunia maya hiruk pikuk dengan dukungan para facebookers untuk Murdiyanto, riuh rendah dukungan di dunia nyata pun tak kalah ramainya.

Nyanyian Hymne Guru terlantun dari ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) yang berdiri berdesakan di depan sebuah rumah tanpa pagar, Kamis. Rumah itu letaknya hanya beberapa ratus meter dari Kantor Dinas Pendidikan (Disdik).

Di kediaman Murdiyanto yang tertutup rapat itulah, para mahasiswa serta aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bersama-sama menyanyikan sebuah lagu dan memanjatkan doa untuk Murdiyanto. Tak hanya memanjatkan doa untuk sebagai bentuk dukungan moral, para mahasiswa juga menaruh rangkaian bunga di depan pintu.


Sumber: www.solopos.com/sukoharjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar