Jakarta, Detik.Com. Usulan nonaktif bagi Sri Mulyani dan Boediono terus bergulir, termasuk dari Partai Golkar yang merupakan pendukung pemerintah. Menanggapi usulan itu, Fraksi PKS berpendapat tidak dalam posisi mendukung atau tidak, melainkan meminta kesadaran kedua pejabat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu."Terhadap usulan yang mendorong supaya nonaktif, PKS tidak mau masuk dalam perdebatan hukum dan adminsitrasi, tapi kesadaran individu," kata Ketua FPKS DPR Mustafa Kamal saat berbincang dengan detikcom, Jumat (11/12/2009).
Mustafa mencatat, Sri Mulyani dan Boediono adalah pejabat negara yang selalu mendengungkan good coorporate governance. Dengan kasus Bank Century yang menerpa keduanya, kata Mustafa, FPKS berharap pada kesadaran keduanya.
"Kami mempersilakan Pak Boediono dan Sri Mulyani melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Tidak dipaksa, tapi lebih ke kesadaran individu," ujarnya.
Ditanya apakah harapan atas kesadaran Sri Mulyani dan Boediono hanya untuk nonaktif saja atau mundur sekalian, FPKS, kata Mustafa menyerahkan kembali kepada keduanya.
"Tergantung pada pilihan-pilihan yang mereka pilih," kata Mustafa.
Mustafa secara khusus mengapresiasi pejabat negara di Jepang yang punya budaya malu dan akhirnya mundur jika kinerjanya tidak memuaskan.
"Apalagi jika kemudian masuk dalam proses hukum," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar