jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu
Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..
Rabu, 04 Februari 2009
Jelang Pemilu, Wajar Buat Kebijakan Populis
Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) sangat wajar bila pemerintah membuat kebijakan yang populis untuk mendekati masyarakat.
"Merupakan kelaziman menjelang pemilu muncul kebijakan yang populis dari pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya," kata pengamat politik Universitas Diponegoro Fitriyah, di Semarang.
Fitriyah mengatakan, strategi tersebut sangat diketahui oleh seluruh pelaku politik apalagi ada fakta pemilih Indonesia memiliki kecenderungan lupa dan hanya mengingat peristiwa baru.
Ia menjelaskan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp5.000/liter dari sebelumnya Rp5.500/liter dan solar menjadi Rp4.800/liter dari Rp5.500/liter karena harga minyak di pasar dunia memang turun.
Fitriyah mengatakan, penurunan harga premium dan solar tersebut sangat memberi pengaruh kepada masyarakat. Pemerintah berharap timbul keinginan dalam masyarakat untuk mempertahankan pemerintahan yang sekarang karena telah memberikan bukti nyata menyejahterakan mereka.
"Kalau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dapat menjawab harapan rakyat, tentu masyarakat ingin mempertahankan pemerintahan. Tetapi kalau kebijakan pemerintah tidak jelas, tentu akan mencari alternatif lain," katanya.
Fenomena tersebut, lanjut Fitriyah, tentu merupakan tantangan berat bagi kandidat lain yang ingin maju dalam Pemilihan Presiden 2009. Kandidat lain perlu kerja keras untuk dapat mengimbanginya.
"Masih cukup waktu bagi kandidat lain untuk kerja keras memberikan tawaran alternatif," katanya.
Kandidat lain bisa berjuang untuk memberi harapan bahwa mereka juga dapat memberikan alternatif lain demi peningkatan kesejahteraan bagi rakyat banyak.
Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika, M. Nuh, mengatakan, penurunan harga premium dan solar tidak ada kaitannya dengan isu politik termasuk untuk menaikkan popularitas pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK).
"Jangan dipandang bahwa penurunan BBM ini berkaitan dengan kebijakan politik praktis yang arahnya ke 2009 tetapi ini kebijakan publik yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata M. Nuh.
Ia mengatakan, harga BBM jenis premium diturunkan menjadi Rp5.000/liter dan solar menjadi Rp4.800/liter karena harga minyak di pasar dunia memang turun.
M. Nuh menjelaskan, harga komoditas hampir selalu bersifat situasional dan sangat tergantung pada variabel-variabel termasuk penawaran dan permintaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar