jika politik adalah sesuatu yang abu-abu
yang menjadi senjata para penguasa
yang menjadi sindikat pengejar harta dunia
maka aku bukanlah itu
Namun jika politik adalah pembelaan & perjuangan
yang membangunkan keberanian retorika
dan lantang meneriakkan keadilan
maka aku adalah politikus itu

Jika demokrasi adalah belenggu penjajahan
diramaikan oleh tangan-tangan gila jabatan
disetir untuk mengubur kepribadian anak bangsa
maka itu bukan tempatnya
Namun jika demokrasi adalah sebuah peluru pembebas
yang pengusungnya adalah teladan sejati
dan ideologinya menembus keangkuhan parlemen
maka itu adalah kendaraannya..

Senin, 27 Oktober 2008

Sambutan Menegpora Memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2008


SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA PADA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-80 TAHUN 2008
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua.
Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridho-Nya kita dapat melaksanakan upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-80 tahun 2008. Diawal bulan ini, tanggal 1 Oktober 2008, umat Islam Indonesia secara serentak melaksanakan Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Secara khusus saya turut mengucapkan selamat Idul Fitri 1429 H kepada segenap pemuda dan bangsa Indonesia yang merayakan hari kemenangan ini, minal aidzin wal faidzin maaf lahir batin.
Hadirin, peserta upacara yang saya hormati,
Tema peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini adalah "Mewujudkan Pemuda NasionalisReligius, Bangkit Bersatu Menuju Indonesia Sejahtera". Tema ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran pemuda Indonesia dalam meningkatkan semangat kebangsaan dan tampil sebagai pemuda nasionalis yang berpijak pada nilai-nilai religius bangsa Indonesia. Tahun 2008, bertepatan juga dengan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Karena itu, kepada segenap pemuda dan bangsa Indonesia mari kita wujudkan bhakti kita, bangkit bersatu menuju Indonesia bisa.
Bangsa ini memerlukan tampilnya para pemuda dengan semangat solidaritas kuat, teguh integritasnya, serta profesional dalam pengabdian. Semangat solidaritas mengandung nilai empati sosial yakni kemampuan merasakan penderitaan sesama, dan kesadaran berbagi rasa dengan orang lain. Integritas ditandai dengan adanya keteguhan akhlak, sikap berani bertanggung jawab. Sedangkan profesional mengandalkan adanya etos kerja, kemampuan inovasi, produktivitas, dan kemampuan berdaya saing.
Ketiga pilar itu saat ini perlu kita kembangkan sebagai modal dasar terbesar bagi pemuda Indonesia dalam meningkatkan semangat nasionalisme dan memperkokoh bangunan karakter Indonesia menuju bangsa yang makmur dan sejahtera.
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
Hari ini bangsa Indonesia membutuhkan pemuda yang memiliki jiwa nasionalis. Pemuda yang bangga dan bergerak dengan rasa bangga yang dimilikinya itu untuk kepentingan kemajuan bangsa Indonesia. Pemuda nasionalis saja masih kurang cukup. Namun dia adalah pemudan asionalis yang berpijak pada nilai-nilai luhur religi. Pemuda yang diharapkan adalah pemuda yang bermoral dan berakhlak mulia.
Hadirin yang saya hormati,
Kita semua berkeyakinan bahwa para pemuda akan mampu mentransfer semangat Sumpah Pemuda 1928 dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan bangsa, sehingga peringatan Hari Sumpah Pemuda tetap relevan dari waktu ke waktu. Indonesia sejahtera adalah mimpi, harapan, dan semangat kita semua dalam bergerak. Indonesia sejahtera adalah amanat pejuang kemerdekaan dan kemerdekaan itu sendiri. Indonesia sejahtera adalah cita-cita besar kita sebagai pemuda Indonesia. Mari bergerak, bangkit bersama, menuju Indonesia sejahtera.
Hadirin peserta upacara yang berbahagia,
Saya sering sampaikan dalam berbagai kesempatan bahwa negeri kita ibarat sebuah rumah besar yang terdiri dari berbagai kamar-kamar. Ada kamar partai, ada kamar organisasi massa, ada kamar propinsi, dan berbagai kamar lainnya. Akan tetapi suatu saat demi kepentingan bangsa dan negara maka pemuda harus keluar dari kamar-kamar itu dan menyatu di dalam kamar tamu yangbesar dan menghilangkan sekat-sekat primordialisme yang melekat pada dirinya. Pemilu 2009yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini adalah salah satu ujian apakah kita dapat keluar dari kamar-kamar kecil dan kita lebih peduli terhadap kamar besar kita.
Saya mengajak segenap komponen pemuda agar lebih memperkuat solidaritas sosial dalam kehidupan berbangsa. Individualisme sebagai dampak buruk dari modernisasi yang kian merebak di tengah-tengah kita, cenderung mengakibatkan kerapuhan sosial dan hanya akan menambah kesengsaraan rakyat. Untuk itulah para pemuda secara cerdas harus mampu mengambil prakarsa untuk menguatkan solidaritas di antara sesama bangsa kita.
Seiring dengan itu saya meminta kepada pemuda di seluruh penjuru tanah air agar segera keluar dari penyakit transisi demokrasi, di mana orang cenderung menggunakan kebebasan secara tanpa batas. Dengan jiwa kepeloporan, daya intelektualitas, dan potensi profesionalitas yang ada dalam diri pemuda, maka para pemuda akan mampu menempuh langkah kreatif untuk keluar dari penyakit transisi demokrasi sehingga akan terbangun iklim kondusif sebagai modal utama dalam menghidupkan sendi-sendi perekonomian bangsa dalam rangka Bangkit Menuju Indonesia Sejahtera.
Dengan semangat yang sudah saya utarakan di atas, saya yakin bahwa kelak dari antara para pemuda, pasti muncul pemimpin-pemimpin bangsa yang memiliki kesadaran sejarah yang tinggi sekaligus memahami karakteristik bangsa Indonesia yang majemuk. Kita tidak boleh melupakan sejarah. Bung Kamo pernah mengatakan bahwa orang yang melupakan sejarah akan menjadi bayi seumur hidup. Oleh karena itu nilai-nilai sejarah dan semangat persatuan dan kesatuan yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda kiranya dapat diresapi untuk mengembangkan wataknasionalis-religius, menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Akhirnya, saya mengucapkan selamat memperingati HARI SUMPAH PEMUDA ke-80 tahun 2008. Kiranya semangat Sumpah Pemuda 1928 tetap mengilhami kita dalam tugas-tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.
PEMUDA MAJU, INDONESIA JAYA.
Billahitaufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 28 Oktober 2008

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

Dr. Adhyaksa Dault, M.Si

Tidak ada komentar:

Posting Komentar