![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNebe3srv_1jmk9TXs8tv3w9pRbYl8ctj6lOSFgur_NF8dKyNSXQUDy_dj1CVrZc3WmtYZyB_xUGlhdVK3Nm3vWIMeND8DVR4lFlh9RMjq1NXp8SDzuxQWPVy-HaV3YKJErOBRILIFOEQ1/s200/hidayat_nur_wahid.jpg)
JAKARTA, SELASA. Gedung perwakilan rakyat tak mau ketinggalan menggaungkan semangat antikorupsi. Meskipun hanya melalui pameran dan seminar bertajuk "Gelar Nasional Pemberantasan Korupsi" yang akan berlangsung 9-12 Desember.
Seusai membuka resmi perhelatan tersebut, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, korupsi yang dikatakan sudah menjadi budaya bangsa harus diperangi bersama. Bagaimana kalau para pejabat negaranya justru berbuat korupsi?
"Melawan korupsi itu basisnya hukum, bukan isu atau fitnah. Korupsi harus kita perangi ramai-ramai karena bukan merupakan budaya bangsa," kata Hidayat kepada wartawan, Selasa (9/12).
Ia tak sependapat jika ada yang mengatakan bahwa Indonesia negara yang memiliki budaya korupsi yang sudah mendarah daging. "Budaya kita bukan korupsi, darah daging kita juga bukan korupsi. Korupsi adalah penyimpangan dari budaya kita," ujarnya.
Sebutan bahwa DPR merupakan salah satu episentrum korupsi juga harus ditepis dengan menghadirkan anggota-anggota yang bersih pada 2009. Salah satu caranya, dengan mengawal proses pemilihannya yang bebas dari money politics sebagai bentuk dari korupsi.
http://smsplus.blogspot.com/2008/12/perangi-korupsi-ramai-ramai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar