![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoV-0xdNLAd77WJlGdSnsu8u493B2PfLXCER7IbT51OmXyDRDbmdJYMtx_qqQGiMLoPT02zRjsHEGMPqhyz8ASc1WPLE3ItWcCKt7vqNV300FNivGCUqQbtiwxzPu0t3-1EoAjVGGngyNS/s200/abu-bakar-baasyir-afp.jpg)
Sukoharjo (Espos). Jihad sebagai usaha menyerukan kebaikan dan memerangi kemungkaran tidak seharusnya disamakan dengan terorisme. Demikian, ditegaskan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dalam ceramahnya seusai Salat Idul Fitri, Minggu (20/9) di Lapangan Mini, Cemani, Grogol.
Sementara berdasar pantauan Espos, semua umat muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri 1430 H di hari yang sama yakni Minggu. Sementara itu jajaran Muspida Kota Makmur mengikuti Salat Idul Fitri di Alun-alun Satya Negara dengan imam dan khatib drs H Rasyidi Mashur MSi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Departemen Agama.
Diikuti ratusan umat Islam, Ba’asyir pada Minggu pagi di Lapangan Mini Cemani menyerukan agar semua umat Islam kembali kepada ajaran yang kafah. Menjalankan agama secara sepotong-sepotong atau tidak utuh, imbuh dia, pada ujungnya hanya melahirkan masyarakat yang hipokrit alias munafik.
Selanjutnya sangat disayangkan, imbuh Ba’asyir, pesantren sebagai tempat menyemai aqidah, syariat dan akhlak justru dituding sebagai sarang teroris karena di pesantren lah lahir para da’i dan mujahid yang gemar beramar ma’ruf nahi munkar serta suka berjihad di jalan Allah.
Sumber: http://www.solopos.com/2009/sukoharjo/abu-bakar-jihad-bukanlah-teroris-5057