![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsvqDN0p2aj8FjFWVEStcy_PNHo5gfd3q2cx5b3hw4USCWSEd92yYZ_f8qW37gExVPRtt5gJMwsIGZdhG6CVMVyQ3PHmv_yRDVn07UEDublRCgI1qKkzJP2AClQ3HAu2-ikZ5FDKGKHTx1/s200/Anis+Matta.jpg)
Jakarta, RMonline. Sekjen PKS Anis Matta mengaku menyesalkan tindakan yang dilakukan SBY dan Demokrat, yang memilih Boediono sebagai cawapres secara sepihak tanpa melibatkan partai pendukung.
“Pola pengmbilan keputusan itu merupakan masalah besar karena tidak ada pembahasan ataupun mengajak partai-partai koalisinya. Kita tidak tahu landasan apa yang diambil SBY,” tegas Anis, di Hotel Nikko, malam ini.
Anggota DPR dari PKS ini juga menyesalkan bahwa SBY telah melakukan kebohongan, dimana dari lima kriteria yang disampaikan SBY untuk capres ternyata dilanggar sendiri oleh SBY.
Menurut Anis, cawapres harus bisa diterima dan harus memperkokoh koalisi.
“Kriteria yang disebutkan SBY bertolak belakang, dan kedepan tidak bisa dibangun atau memperkokoh koalisi bila diambil keputusan sepihak,” lanjut Anis.
Oleh karenanya, perlu ada perbaikan komunikasi antara SBY-Demokrat dan parpol pendukung. Sebab ini menyangkut masalah bangsa, kepentingan besar dan punya implikasi sangat luas.
“Sebagai contoh PKS sebagai partai Islam harus menjelaskan dan mempertanggungjawabkan pada konstituennya,” tambahnya.
Sementara hal yang sama disampaikan oleh politisi dari PAN, M Najib. Menurutnya, tata krama dalam pengambilan keputusan terutama cawapres, harus melibatkan seluruh parpol yang berkoalisi.
“Tata krama, komunikasi politik sebaiknya dilakukan secara equal dengan partai pendukung. Ini menyangkut harga diri partai dan kita akan membawa gerbong yang panjang. Kalau ini tidaik dilakukan maka mesin politik tidak akan jalan,” tegasnya.